Iklan

Tuesday, April 10, 2012

Manusia dan Penderitaan

Manusia dan Penderitaan
A.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari sanskerta dhra artinya menahan penderitan. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu ada pada lahir atau batin, atau keduanya lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan tingkat berat atau tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang diangga penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan suatu langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagian kepada makhluknya, tetapi  juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna bagi agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikan-Nya?. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai permunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahu melalui membaca Koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya.
Baik dalam Al-Quran maupun kitab suci agama yang lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al-Insyiqoq:6  (q) dinyatakan “ manusia ialah makhluk yang hidup penjuangan. Ayat tersebut diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam, menghadapi mansyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk bertaqwa kepada Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang bersungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga akan dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu berarti kesalahan sendiri.
B.      Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Didalam kitab suci diterangkan jenis ancaman dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang musyrik, syirik, dengki, fitnah, mencuri, memakan harta anak yatim dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan:
“ masing-masing bangsa akan kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dasyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Dengan siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena dosa-dosa yang mereka perbuat.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengna judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gamber korban.
Diantara siksaan yang bersifat psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
C.      Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai ganguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang mengadapi masalah yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
-          Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung.
-          Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
-          Gangguan kejiwaan Nampak dalam gejal-gejala kehidupan si penderita baik jasmani dan rohaninya.
-          Usaha mempertahakan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan hidup justru ia lekas akan menyelesaikan permasalahan yang dialaminya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persolan, tetapi melawan atau memecahkannya.
-          Kekalutan merupakan titik patah mental dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbunya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
-          Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukan dan menghancurkan mentalnya.
-          Terjadinya konflik social budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengna kehidupan kita, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari massa jayanya dulu.
-          Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social over acting sebagai overcompensatie.

D.      Penderitaan dan Perjuagan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindariatau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasai penderitaan yang mengancam. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun orang lain yang melihat atau mengamatinya.
E.       Penderitaan, Media Massa dan Seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian yang lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reactor nuklir, pabrik senjata,  peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom Nagasaki dan Hiroshima, kebocoran reactor nuklir Unisovyet, kebocoran gas di India. Pengguaan peluru kendali dalam perang Irak.
F.       Penderitaan dan Sebab-sebabnya
-          Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
-          Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

G.     Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif atau pun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagian, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “ sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna”, “ nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak kawin, tidak punya gairah hidup.

No comments:

Post a Comment