Manusia dan
Kegelisahan.
Manusia suatu
saat akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap
pada manusia akan menyebabkan suatu saat mengalami gangguan penyakit.
Kegelisahan yang cukup lama lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa
bahagia.
Tragedy dunia
modern saat ini tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin
akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa indivualitas dan egoistisme dan
persaingan di dalam hidup, keadaan yang
tidak stabil dan sterusnya. Kegelisahan dalam konteks budaya dapat dikatakan
sebagai akibat adanya instink manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya
mencari kesempurnaan.
Penyebab
kegelisahan dapat pula dikatkan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia
dan mengetahui misteri dunia. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi
gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah,mereka
hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar
dalam menjalankan tugas hidupnya sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang
demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu merasa
gelisah tanpa mengetahui apa kegelisahannya dan seola-olah tanya sebab.
Ini berbeda
dengan kegelisahan “terapan” yang terjadi dalam peristiwa kehidupan
sehari-hari, seperti kegelisahan karena anaknya sampai malam belum pulang
ataupun yang lainnya. Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena
manusia memliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahan berupa keterasingan,
kesepian dan ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti
dengan kebahagian di dalam hidup manusia. Perasaan seseorang yang sedang
gelisah ialah hatinya tidak tentram dan merasa khawatir dan sebagainya.
Perasaan cemas
menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
a.
Kecemasan
Objektif : Kegelisahan ini mrip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya
yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit keras dan sebagainya.
b.
Kecemasan
Neurotik (saraf) : Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri.
Contohnya dalam penyesuaian diri dengan lingkungan , rasa takut yang irasioanal
semacam fobia
c.
Kecemasan
moral : Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri, dengki,
dendam, hasud, marah, rendah diri dan sebagainya.
dari
keterangan di atas dapat kita analogikan dengan persaan gelisah (kegelisahan
hati) sebagai akibat kecemasan moral. Untuk mengatasinya manusia diperintahkan
untuk mengingkatkan iman, taqwa dan amal yang saleh. Hanya dengan cara
mendekatkana diri kepada Tuhan maka hati yang gelisah manusia akan hilang.
Mendekatkan diri bukan hanya dengan cara melalui hubungan vertical dengan
tuhan, tetapi juga melalui hubungan horizontal dengan sesame manusia
sebagaimana yang diperintahkan oleh Tuhan. Adapaun Macam-Macam Kegelisahan
:
·
Kegelisahan
Negatif
Kegelisahan yang
berlebih-lebihan/yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada
titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak
bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah
atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’
sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada.
·
Kegelisahan
Positif
Kegelisahan
dalam arti yang baik digunakan sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit
dalam memecahkan banyak permasalahan, sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan
kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tak terduga.
Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu
dalam beradaptasi.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapapai.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapapai.
Adapaun
kegelisahan mempunyai bentuk-bentuk, diantaranya sebagai berikut :
-
Keterasingan
Terasing,
diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan
tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk
kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang
keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan
termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat.
Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu
§ Faktor intern
faktor
yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain,
rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.
§ Faktor ekstern
faktor yang berasal dari luar diri. Faktor
ini pun biasanya bersumber pada faktor yang pertama.
-
Kesepian
Aplikasi dan
perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa
diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan
lingkungan sehingga merasa kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang
tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia
pun sulit untuk mengenali dirinya.
-
Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang jelas. Itu semua
disebabkan oleh pikiran yang tidak dapat berkonsentrasi yang mengacaukan
pikirannya.
No comments:
Post a Comment