Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, molek, elok, dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,
rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Kawasan
perkembangan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia
dan sesuai pula dengan perkembangan teknologi, social, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan
tak dapat dipisahkan dari arti kehidupan manusia, dimanapun kapanpun dan siapa
saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan
adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Kedunaya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah, karena itutiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasanya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut
konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya
mengenai objek yang diungkap. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak
terikat oleh selera perseorangn, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau
local
a.Apakah keindahan itu ?
Menurut cakupannya orang harus
membedakan keindahan sebagai suatu kwalitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa inggris sering
dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful ( benda atau hal yang
indah saja). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang
dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya
pengertian, yakni:
a.Keindahan dalam arti luas
b.Keindahan dalam arti estetis murni
c.Keindahan dalam arti ternatas dalam hubungannya
dengan penglihatan
b.Nilai estetik
Dalam rangka teori umu tentang
nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut estetik
c.Komtemplasi dan ekstensi
Keindahan dapat dinikmati menurut
selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung
oleh factor kontemplasi dan ekstansi. Komptemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini
dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian
bahwasesuatu itu indah. Sesuatu yang
indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentu
di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni
suara, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya
pemandangan alam, bunga warni-warni, dan lain-lain.
d.Apa sebab manusia menciptakan keindahan
1.Tata nilai yang telah using
Tata nilai yang terjelma dalam
adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai dengan keadaan, sehingga dirasakan
sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilaikemanusiaan, misalanya kawin paksa, pingitan,
derajat wanita lebih rendah disbanding derajat laki-laki. Tata nilai semacam
ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat sehingga
dikatan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan
yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat
manusia misalnya wanita.
2.Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat
dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral
dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama
dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhi tanpa menghiraukan
ketentuan-ketentuan hokum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu
dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu
harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya
seni.
3.Penderitaan manusia
Banyak factor yang membuat manusia
itu menderita. Tetapiyang paling
menentukan ialah factor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak
mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah
diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan
karena tidakbermanfaat bagi manusia.
4.Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan
melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian
alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya
dapat meniru saja ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan
Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan
seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena
itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita
cantik. Lukisan monalisa angat terkenal karena menarik dan tidak mebosankan
(menurut pendapat orang)
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk
menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia
1.Manusia itu terdiri dari empat unsure yang
saling terkait, yaitu:
a.Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang Nampak
pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b.Hayat, yaitu : mengandung unsure hidup, yang
ditandai dengan gerak
c.Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya
yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, sutau kemampuan mencipta
yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d.Nafsu, dalam pengertian keakuan, yaitu kesadaran
tentang diri sendiri
2.Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga
unsure yaitu:
a.Id, yang merupakan struktur kepribadian yang
paling primitive dan paling tidak Nampak. Id merupakan libido murni, atau
energy psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkaitdan terkait dengan sex, yang secara
istingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait
dengan struktur kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara
isnting Id dengan dunia luar.
b.Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian
yang pertama kali dibedakan dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian
“eksekutif” karena perananya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran
social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara
usia satu dan dia tahun. Pada saat anak secara nyata berhubungan dengan
lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan
lingungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id
dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus
untk mengurangi energy libidinal dengan cara yang dalam lingkungan social dapat
diteruma disebut sebagai proses sekunder.
c.Superego, merupakan struktur kepribadian yang
paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan
Ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk
dari lingkundan eksternal. Jadi superego merupakan standar-standar moral yang
diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas didalam lingkungan
luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B.Hakekat manusia
a.Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh
dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh manusia adalah materi yang dapat diraba, dilihat,
dirasa, wujudnya kongkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal,
tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan
kembali kepada Tuhan, dan jiwa tidak megalami kehancuran. Jiwa dan roh yang ada
dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.Makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat
pada manusia misalnya:
1.Perasan intelektual, yaitu perasaan yang
berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia
dapat mengetahu sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia
tidak indah
2.Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar
sesuatu yang indah, sebaliknya timbuk perasaan kesal apabila tidak indah.
3.Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya
perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4.Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang
memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong,
sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
5.Perasaan social, yaitu perasaan yang berkenaan
dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan
orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal,
memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6.Perasaan religious, yaitu perasaan yang
berkenaan dengan agama atau kepercayan. Seseorang merasa tentram jiwanya jiwanya
apabila ia tawakkal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nyadan
menjauhi larangan-Nya.
c.Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang
budayawani.
manusia adalah produk dari salning tindak atau interaksi factor-faktor hayati
dan budayawati. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi
anatomi, fisiologi, atau faal, biokimia, psikologi, patologi, genetika,
biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi
manusia dapat dipelajari dari segi: kemasyarakatan, kekerabatan, psikologis
social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan
lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya. Semakin dekat seseorang dengan
Tuhannya, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepas
dari rasa kekawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin
bermakna pula kehidupan, dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual
atau kenyataan subjektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.
C.Pengertian kebudayaan
Apabila kita berbicara tentang
kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan pengertian istilahnya.
Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah dipikirkan
oleh sarjana-sarjana bidang social seluruh dunia.
Kebudayaan adalah komleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, huku,, adat istiadat dan
kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemarjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Karya masyrakat menghasilkan teknologi dna kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai daerah
sekitarnya, agat kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk masyarakat.
D.Unsur-Unsur Kebudayaan
1.System religi
2.System organisasi
3.System pengetahuan
4.System mata pencaharian
5.System teknologi peralatan
6.Bahasa
7.Kesenian
Itulah 7 unsur unsure kebudayaan
E.Wujud Kebudayaan
1.Komplek gagasan, konsep, dan pikiran manusia:
Wujud ini disebut system
kebudayaan, sifat abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala
manusia yang menganutnya, atau dengna perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan
gagasan mereka dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan idealnya
sering berada dalam karangan buku hasil karya para penulis warga masyarakat
yang bersangkutan.
Menurut Kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S
Poerwadarminta, cinta kasih adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) saying
(kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menurut belahan
kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata
kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai
perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasihan.
Walaupun cinta kasih mengadung arti hamper bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung
perngertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain
bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang yang penting dalam kehidupan manusia, sebab
cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang
akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan
Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti
perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak
semua unsure cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatan sangat
kuat, kecemburanya besar, tetapi dirasakan oleh pasagannya sebagai dingin atau
hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman.
Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan
keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan
masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
Selain pengertian
yang dikemukakan oleh Sarlito, lain halnya pengertian cinta yang
dikemukakan oleh Dr. Abdullah Basih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta
adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah
alami manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Ia
selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmati dengan cara yang terhormat
mulia, suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai
keinginannya yang suci dan mulia pula.
Didalam kitab suci Al-quran, ditemui adanya fenome cinta
yang bersembunyi di dalam jiwa manusia, cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan
: tinggi, menengah, dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan
firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
Katakanlah:
jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannyam dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah,
Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta
seseorang kepada orangtua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta
tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta kepada keluarga,
kerabat, harta dan tempat tinggal.
Bagi setiap orang Islam yang bertaqwa, sudah menjadi
keharusan bahwa cinta kepada Allah, pada Rasulullah, dan berjihad di jalan
Allah, adalah merupakan cinta yang tidak ada duannya. Hal ini merupakan
konsekuensi iman dan merupakan keharusan dalam Islam. Bahkan itu pendorong
utama di dalam menunjang tinggi agama.
Tak diragukan lagi, bahwa seorang yang telah merasakan
kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya
kepada Tuhan. Karena ia telah meyakini bahwa Dzat Tuhanlah Yang Maha Sempurna,
Maha Indah dan Maha Agung. Tak ada satupun selain dia yang memiliki
kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati
itulah yang harus diikuti karena dialah yang Maha Tinggi, Maha Kesempurnaan dan
Maha Agung.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energy yang datang dari
perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya,
aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta,
kasih sayang dan kesetian diantara mereka, semakin akrab.
Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh Tuhan
dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk perasaan kasih sayang dan
cinta dari seseorang terhadap orang lain : seseorang anak terhadap orang tuanya,
orang tua terhadap anak-anaknya, seseorang suami terhadap istrinya atau
sebaliknya, cinta seseorang terhadap sanak saudara dan familynya, cinta
seseorang terhadap sahabatnya, atau seseorang penduduk pada tanah airnya.
Cinta menengah ini tampak jelas hasilnya kalau tidak pasti
tidak akan terbentuk suatu keluarga dan tidak akan ada kekerabatan yang banyak
terdapat pada daerah-daerah di tanah air. Dan cinta yang rendah adalah cinta
yang paling hina dan keji serta merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah
cinta rendahan. Terbentuknya beraneka ragam misalnya:
1.Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau
sesuatu sesembahan selain Tuhan dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman: “ dan
diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka
mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat mencintai Allah.
2.Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3.Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada
orang tua, anak , istri, perniagaan dan
tempat tinggal.
Inilah cinta yang membawa manusia kepada cinta yang tidak
bermanfaat dan bahkan bisa merugikan orang lain.
B. Cinta Menurut
Ajaran Agama
1. Cinta Diri
Cinta
diri ini erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri, karena seorang manusia
pada hakikatnya mancintai untuk hidup tetap senang, mengembangkan potensi
dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Dan pada hakikatnya manusia membenci
segala sesuatu yang menghalangi hidupnya, membenci segala sesuatu yang
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Quran telah mengungkapkan
cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala
sesuat yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW,
bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara
gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri adalah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua
keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan
kemewahan hidup.(QS. Al-‘Adiyat. 100:8)
2. Cinta kepada
sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh ia harus membatasi cintanya kepada diri sendiri dan
egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada
orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya sendiri, seperti yang pada keluh kesahnya apabila ia
tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya,
setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi larangan Allah. Keimanan
yang demikian ini akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Al-Quran
juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta dan mencintai
seperti cinta mereka kepada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya
terdandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam
mencintai diri sendiri.
3, cinta seksual
Cinta
erat kaintannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga:
“ Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tentram kepadanyam dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.
4.Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh
ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya,
maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah
dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis.
Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka
sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuataan dan kebangaan, dan
merupakan factor pentind bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap
terkenangnya dia setelah meniggal dunia. Ini terlihat jelas dalam doa Zakaria
as, yang memohon pada Allah semoga ia dikaruniakan seorang anak yang akan
mewarisi keluarga Ya’kub:
5.Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling
bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya
kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga
semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah lakunya dan tindakanya
ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya.:
“ katakanlah: “jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengapuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS.
Ali-Imaran. 3:31).
6.Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua
setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar
beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung
derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam
tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa manusia dari kekelaman kesesatan
menuju cahaya petunjuk.
C. Kasih Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang
ini merupalam pertumbuan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila
diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan
lagi bercinta-cintaanm tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling
menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, saling tebuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, maka
retaklah keutuhan rumah tangga. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas
dari kasih sayang dan perhatian orang
tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.
Suatu
kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seorang menjadi morfinis,
keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya, diman semuanya dilatar belakangi
kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Adanya kasih
sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam
berkasih sayang bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian
cinta kasih ini dapat dibedakan :
1.Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan
kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materil sebanyak banyaknya, dan
si anak menerima saja, mengiyakan tanpa member respon. Hal ini menyebabkan si
anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan
pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri dalam
masyarakat.
2.Orang tua bersifat pasih, si anak bersifat
aktif.
Dalam hal ini si anak
berlebih-lebihan dalam memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, kasih
sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si
anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
3.Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
pasif.
Di sini jelas bahwa masing masing
membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa
caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya
memenuhi dalam bidang materi saja.
4.Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak
saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan
orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
saling membutuhkan.
Kasih sayang ini Nampak sekali bila
seorang ibu sedang menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakp,
ditimang timang, dinyanyikan, meskipun si bayi tidak tahu arti kata-kata, lagu
dan sebagainya.
Tanggung jawab menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau
perbuatanannya yang disengaha maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiabannya.
Seorang mahasiswa mempunyai
kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi
kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah
tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung
jawabananya. Bila pada ujian ia mendapat
nilai A, B, C itulah kadar pertanggung jawabannya.
Bila si mahasiswa malas dalam
belajarnya, dan ia sadar akan hal itu, tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan
alasan capek, segan dan lain-lain. Padalah Ia menghadapi ujian. Ini berarti
bahwa mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung
jawab
Berikut ini diberikan penggambaran
bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung
jawabnya berbeda.
widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang
sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah
selesai tugas yang dikerjakan, ia pertanggung jawabkan. Ia pun tidak banyak
hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingan sendiri, seperti buang air,
mencari makanan dan minuman. Ia pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada
pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia memberikan
jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggung jawaban atas
tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat
pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan hudiyanti yang
datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada
saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentingan
kantor, sehingga pekerjaaan yang diserahkan kepadany sering tidak selesai pada
waktunya, itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat
didalamnya. Bila ia ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang diwajabnya.
Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, ada family
yang meinggal. Karena itu kenaikan pangkat dan gajinya ditunda, dan ada gejala ia
akan dipindahkan ketempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan oran yang
bisa mau bertanngung jawab, melainkan ia hanya bisa tanggung jawab saja.
Seorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia
tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadapat lingkungannya.
Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia
dan anatara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu
dapat dilihat dari dua sisi, uaitu sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat
perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke
dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau
bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual
maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat
dari perbuatanyang berbuat, atau sebagai akibat dari atau dipenuhi sebagai
pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan
untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan
keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia, antara manusia dan
lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
B.Macam-Macam Tanggung Jawab
-Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri
sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri
dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat
dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi.
Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri dan angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat,
perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini
manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja.
-Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat
kecil. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab
juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
-Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa
hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
social. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dnegna
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan
anggota masyrakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
-Tanggung jawab kepada bangsa dan Negara
Suatu kenyataan
lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara. Dalam
beroikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma
atau ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan
kepada Negara.
-Tanggung jawab kepada Tuhan
Tuhan
menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk
mengisi kehidupan. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhannya,
sehingga tindakan manusia itu tidak bisa lepas dari hokum-hukum Tuhan yang dituangkan
dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari
hokum-hukum tersebut akan segera diperingatkan, dan jika dengan peringatan yang
keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan
kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan bearti meninggalkan
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.