dr.(hc)
ir. soekarno nama lengkap dari soekarno (er, eyd: sukarno, nama lahir: koesno
sosrodihardjo) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni
1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah
Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan
peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali
mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dan ia
sendiri yang menamainya.
Model Kepemimpinan Soekarno
Kepemimpinan
SoekarnoA. Karir Kepemimpinan Soekarno
Soekarno memulai
karirnya sebagai pemimpin organisasi pada usia 26 tahun,tepatnya 14 Juli 1927.
Pada saat itu beliau memimpin sebuah partai politik yaitu Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang mempunyai arah perjuangan kemerdekaan bagiIndonesia. Hal
ini mengakibatkan para pimpinan PNI termasuk Soekarno ditangkap dandiadili oleh
pemerintahan kolonial Belanda. Tetapi pada saat di dalam proses pengadilan
Soekarno malah menyampaikan pandangan politiknya mengenai gugatannyaterhadap
pemerintahan yang terkenal dengan
Indonesia
menggugat
Sikap
Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada saat itu sangat
menekankan pentingnya persatuan dalam nasionalisme, kemandirian sebagai
sebuah bangsa dan anti pejajahan. Hal ini tercermin di dalam pidato-pidato
beliau dalam menggelorakansemangat revolusi secara besaran-besaran untuk lepas
dari belenggu imperialisme.Akhirnya Soekarno berhasil menggelorakan semangat
revolusi dan mengajak berdiri diatas kaki sendiri bagi bangsanya, walaupun
belum sempat berhasil membawa rakyatnyadalam kehidupan yang sejahtera. Konsep
“berdiri di atas kaki sendiri” memang belumsampai ke tujuan tetapi setidaknya
berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa. Daripada berdiri di
atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkanketergantungan dan
ketidakberdayaan (neokolonialisme).Sikap tersebut mengakibatkan Belanda
membubarkan organisasi PNI sehinggaSoekarno dan teman seperjuangannya bergabung
dengan Partindo pada bulan Juni tahun1930. Setelah melalui perjuangan yang
panjang bahkan beliau pernah dipenjara kembalioleh Belanda namun tidak
menyurutkan langkah perjuangannya. Pada akhirnya, padatanggal 17 Agustus 1945
Soekarno bersama Muhammad Hatta berhasilmemproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia menandai berdirinya negara yang berdaulat. Sebelumnya, ia juga
berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadidasar (ideologi) Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya mempersatukannusantara. Bahkan ia
berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, danAmerika Latin dengan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang
menjadi Gerakan Non Blok.Setelah pemerintahan berjalan di tangan bangsa
Indonesia, Soekarno memimpin pemerintahan dan mengalami berbagai fase
dalam pemerintahannya. Fase pertama
pemerintahan
Presiden Soekarno (1945-1959) diwarnai semangat revolusioner, sertadipenuhi
kemelut politik dan keamanan. Belum genap setahun menganut
sistem presidensial sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945, pemerintahan
Soekarnotergelincir ke sistem semi parlementer. Pemerintahan parlementer
pertama dan keduadipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Pemerintahan
Sjahrir dilanjutkan oleh PMMuhammad Hatta yang merangkap Wakil
Presiden.Kepemimpinan Soekarno terus menerus berada di bawah tekanan
militer Belanda yang ingin mengembalikan penjajahannya,
pemberontakan-pemberontakan bersenjata, dan persaingan di antara
partai-partai politik. Sementara pemerintahan parlementer jatuh-bangun. Perekonomian
terbengkalai lantaran berlarut-larutnyakemelut politik. Ironisnya, meskipun
menerima sistem parlementer, Soekarnomembiarkan pemerintahan berjalan tanpa
parlemen yang dihasilkan oleh pemilihanumum. Semua anggota DPR (DPRGR) dan MPR
(MPRS) diangkat oleh presiden dari partai-partai politik yang dibentuk
berdasarkan Maklumat Wakil Presiden, tahun 1945.
Demi
kebutuhan membentuk Badan Konstituante untuk menyusun konstitusi
barumenggantikan UUD 1945, Soekarno menyetujui penyelenggaraan Pemilu tahun
1955, pemilu pertama dan satu-satunya Pemilu selama pemerintahan pada saat
itu. Pemilutersebut menghasilkan empat besar partai pemenang yakni PNI,
Masjumi, NU dan PKI.Usai Pemilu, Badan Konstituante yang disusun berdasarkan
hasil Pemilu, mulai bersidang untuk menyusun UUD baru. Namun sidang-sidang
secara marathon selamalima tahun gagal mencapai kesepakatan untuk menetapkan
sebuah UUD yang baru.Menyadari bahwa negara berada di ambang perpecahan,
Soekarno dengandukungan Angkatan Darat, mengumumkan dekrit 5 Juli 1959. Isinya;
membubarkanBadan Konstituante dan kembali ke UUD 1945. Sejak 1959 sampai 1966,
Bung Karnomemerintah dengan dekrit, menafikan Pemilu dan mengangkat dirinya
sebagai presidenseumur hidup.
Pemerintahan
parlementer yang berpegang pada UUD Sementara, juga jatuh dan bangun oleh
mosi tidak percaya. Akibatnya, kondisi ekonomi kacau.Pada fase kedua
kepemimpinannya, 1959-1967, Soekarno menerapkandemokrasi terpimpin. Semua
anggota DPRGR dan MPRS diangkat untuk mendukung program pemerintahannya
yang lebih fokus pada bidang politik. Bung Karno berusahakeras menggiring
partai-partai politik ke dalam ideologisasi NASAKOM—Nasional,Agama dan Komunis.
Tiga pilar utama partai politik yang mewakili NASAKOM adalah
PNI,
NU dan PKI. Bung Karno menggelorakan Manifesto Politik USDEK. Diamenggalang
dukungan dari semua kekuatan NASAKOM. Namun di tengah tingginya persaingan
politik Nasakom itu, pada tahun 1963, bangsa ini berhasil membebaskanIrian
Barat dari cengkraman Belanda.Tahun 1964-1965, Soekarno kembali menggelorakan
semangat revolusioner bangsanya ke dalam peperangan (konfrontasi)
melawan Federasi Malaysia yangdidukung Inggris. Sementara, dalam kondisi itu,
tersiar kabar tentang sakitnyaSoekarno. Situasi semakin runyam tatkala PKI
melancarkan Gerakan 30 September 1965. Tragedi pembunuhan tujuh jenderal
Angkatan Darat tersebut menimbulkan situasichaos di seluruh negeri dan
menyebabkan kondisi politik dan keamanan hampir tak terkendali.Menyadari
kondisi tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11Maret 1966 kepada
Jenderal Soeharto. Ia mengangkat Jenderal Soeharto selakuPanglima Komando
Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang bertugasmengembalikan keamanan dan
ketertiban. Langkah penertiban pertama yang dilakukanSoeharto, sejalan dengan
tuntutan rakyat ketika itu, membubarkan PKI. Soekarno,setelah tragedi berdarah
tersebut, dimintai pertanggungjawaban di dalam sidangistimewa MPRS tahun 1967.
Pidato pertanggungjawabannya ditolak. KemudianSoeharto diangkat selaku Pejabat
Presiden dan dikukuhkan oleh MPRS menjadiPresiden RI yang Kedua, Maret 1968.
B. Gaya Kepemimpinan
Soekarno
Melihat
bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasimaupun
pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpinsejati,
sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat
dalammenegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan.
Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang
mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang
diterapkannya jelasmenunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang
demokratis denganmengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan,
kelompok, ras, suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai
pemimpin yang bertipe
otoriter
karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lembagalegislatif
pada saat itu.Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah
perjuangantetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat
dijadikancontoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan
kolonial, beliau tetaptegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan
sampai memperolehkemerdekaannya.Dalam hal sebagai inspirator atau seorang
idealis Soekarno dapat menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila
yang menjadi dasar negara hingga sekarangdisamping pemikiran-pemikiran yang
lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri,
nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalamnegara dan satu idealisme
yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM(Nasionalis, Agama dan Komunis) demi
tercapainya persatuan bangsa mencapaieksistensinya di dalam mempertahankan
kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis,Soekarno tidak mudah terpengaruh
dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan padasituasi yang sedang gawat.
Beliau
tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiridan menghindari campur
tangan asing. Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian
sistem pemerintahan demi mengatasi masalah di dalam keadaan
yang berbeda-beda. Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus
memaksakankeputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan
mengangkat dirinyamenjadi presiden seumur hidup misalnya.Pada masa perjuangan
menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebutsebagai simbol perjuangan
karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai diplomatdan orator yang mampu
mengobarkan semangat perjuangan rakyat. Keberanian beliauterlihat ketika
menyuarakan secara berapi-api tentang revolusi nasional, antineokolonialisme
dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan massa,kekuatan
rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping
sebagaiseorang pemberani. Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya ‘Menggali
ApiPancasila’. Beliau berkata “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku
besar karenarakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah
rakyat,” Maka pantasapabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena
ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah
manusia biasa yang tidak terlepas darikesalahaan yang harus beliau bayar dengan
melepaskan jabatannya sebagi PresidenRepublik Indonesia yang pertama. Pada
akhir jabatannya beliau dianggap bersalahdengan terjadinya tragedi G 30 S PKI
yang mengakibatkan beliau harus menjadikambing hitam (as scapegoat) atas
terjadinya peristiwa itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa
setelah beliau berhasil mengawalinya
Kelebihan
:
Paling karismatik baik terhadap
rakyat dan kaum wanita, Berani melawan kekuatan asing, komunikator ulung,
pergaulan internasional terbaik.
Dari
beberapa penilaian orang luar negri tentang kelebihan soekarno yaitu:Howard
Jones, dutabesar Amerika Serikat untuk Indonesia pada masa itu pernah
mengatakan kepada koleganya di Washington bahwa Sukarno adalah gabungan antara
Clark Gable dan Roosevelt. Ini perpaduan sempurna antara seorang superstar
tampan yang dipuja banyak perempuan dengan keteguhan seorang negarawan yang
diwakili Roosevelt. Pernyataan Howard sampai ke telinga Sukarno. Ia pun senang.
Kepada Jones ia mengatakan sesungguhnya ia akan lebih senang kalau dianggap
lebih menyerupai Clark Gable dibanding Rosevelt.
Karakter ini
pula yang menjelaskan mengapa ia mudah terpukau dengan segala keindahan. Segala
sesuatu berkait dengan keindahan pun melekat sepanjang hidupnya, mulai dari
sastra, seni pertunjukan, rupa, dan lukis dan termasuk juga gadis-gadis cantik
di sekitarnya. Semua menjadi alasan vitalitas enerjik seorang pria yang
kemudian memegang tampuk kekuasaan tertinggi di dalam masyarakatnya.
Ia menikmati
karya seni dan sanggup memberikan apresiasi terhadap seniman dan mutu karya
yang mereka ciptakan sesuai dengan horison intelektualitasnya. “Kami memang
merasa sebal dengan minatnya terhadap perempuan. Tapi kami sangat
terkesan dengan antusiasme dan ketertarikannya terhadap lembaga pendidikan,
seni, patung dan musik kami. Itu semua bukan sekedar ketertarikan seorang
amatiran. Ia tahu banyak dan memiliki perasaan yang mendalam terhadap semua
itu,” ujar seorang pejabat protokol bangsa Eropa dalam kunjungan kenegaraan
Sukarno di negerinya (Jones: 64).
Dari sini kita
melihat bahwa kehidupan pribadinya pun adalah sebuah lukisan penuh warna tanpa
basa-basi. Semua hadir apa adanya.
Kelemahan :
Ide Nasakom justru membuat pertentangan antar
anak bangsa yang menjatuhkannya.
Selain dari segi terdapat pula kelemahan dalam kepemimpinannya antara
lain:
Ia tidak
memiliki alat-alat politik seperti Ho Chi Minh dengan organisasi Vietminh yang
menghubungkannya dengan jutaan massa petani di perdesaan. Ia juga tidak
memiliki kader seperti Vo Nguyen Giap yang membantunya membentuk Tentara
Pembebasan Nasional Vietnam dan menerjemahkan orientasi politik menjadi sebuah
tindakan militer. Sukarno hanya dikelilingi oleh pengagum, pengikut dan juga
lawan-lawan politik yang berharap dapat meraih keuntungan melalui kedekatan
pribadi dengan Sukarno.
Kekuatan
politik Sukarno terbesar, yaitu kharisma pribadinya, pada akhirnya menjadi
ironi terbesar yang menjadi batu sandungan dalam menjalankan roda kekuasaan
itu. Sukarno lebih banyak dikelilingi orang-orang yang menjadi tangan kanan dan
kiri dalam agenda-agenda politiknya. Ia mengatur bagaimana dan kapan tangan
kanan dan tangan kirinya bergerak dalam momen politik tertentu.
Tetapi
pengagum dan pengikut bukanlah kader yang mampu mengembangkan inisiatif dan
imajinasi mandiri. Mereka bergerak dalam batasan yang menurut bayangan mereka
sendiri sesuai dengan maksud pribadi Sukarno dan membuat interpretasi atas
fakta-fakta terkait dengan sosok presiden. Pada akhirnya Sukarno selalu
sendirian. Ia tidak memiliki rival sebagai alter-ego yang menandinginya, termasuk
juga tidak memiliki kader yang melanjutkan apa yang menjadi cita-cita
pribadinya. Ketika Sukarno jatuh dari tampuk kekuasaan, para pengagum dan
pengikut pun ikut jatuh bersamanya. Sebagian yang berusaha bertahan hidup dalam
suasana baru memilih meninggalkannya.
Dalam kaitan
ini kita menilai ‘cara’ Sukarno menjalankan kekuasaannya. Memasuki era 1960an,
Sukarno mengatur dinamika politik dengan menjaga pendulum keseimbangan politik
untuk selalu di tengah dan terpusat pada dirinya sebagai pemimpin tertinggi.
Ketika PKI dihancurkan Sukarno kehilangan pendulum itu. Sesaat ia mencoba
menciptakan pendulum keseimbangan baru, menggantikan kata Nasakom menjadi
Nasasos sebagai cara ia mengendalikan kekuasaan. Tetapi semua terlambat dan
Sukarno pun jatuh tergelincir.
Di luar politik dalam negeri,
pandangan dan sikap politik luar negeri Sukarno adalah salah satu unsur penting
yang mempercepat kejatuhannya.
Ia menolak terlibat dalam pakta
pertahanan yang diusulkan Amerika Serikat, SEATO. Sebaliknya ia berbicara
tentang pembebasan dan netralitas dunia ketiga dalam politik non-blok.
Penolakan dan tindakan Soekarno bagi para petinggi di Washington pada
akhirnya menjadi tidak lebih sekedar sebuah ‘lelucon orang sombong.’
Marshall Greens, duta besar Amerika
Serikat menjelang masa kejatuhan Soekarno, menggambarkan rasa tidak suka
terhadap sosok Soekarno dalam pernyataannya bahwa, ‘[p]enampilannya dengan
berpeci tampak mirip Mussolini, dengan seragam militer yang tampan, tongkat
komando, serta kefasihan pidato yang menimbulkan gairah.
Kesimpulan:
Soekarno memang telah menciptakan
suatu konsep untuk menyatukan bangsa dengan Pancasilanya bahkan dengan
pancasila ini semua yang berbeda-beda merasa satu dan kesatuan, menimbulkan
sikap kebersamaan gotong royong dan beliau merupakan proklamator kemerdekaan
untuk Negara Indonesia. Namun walau
bagaimanapun seseorang pemimpin politik tentu memiliki kekurangan yang menjadi
kehancuran kepemimpinannya. Namun dari sekian banyak kekurangan yang dimiliki
hendaknya kekurangan ini menjadi pelajaran untuk pemimpin selanjutnya.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno
http://loka-majalah.com/archives/966
http://hanggara-inginpintar.blogspot.com/2011/12/gaya-kepemimpinan-bungkarno.html
No comments:
Post a Comment