BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dalam wikipedia, konflik berasal dari kata kerja latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Dari penjelasan wikipedia di atas
disimpulkan bahwa konflik itu merupakan hal yang sudah mendominasi dalam
kehidupan, baik itu konflik dari dalam maupun konflik yang berasal dari luar.
Tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami konflik namun tidak harus
menghilangkan masyarakat untuk
menghilangkan suatu konflik, tetapi dengan sikap yang tepat maka konflik bisa
dicerna untuk dicari jalan keluarnya.
Untuk menyelesaikan suatu
konflik, sebaiknya harus tahu apa saja jenis-jenis konflik, sumber konflik,
teori konflik dan strategi penyelesaian konflik agar bisa bersikap yang tepat
untuk menyelesaikan suatu konflik.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Untuk
menyelesaikan konflik telah dijelaskan dalam latar belakang dan sebaiknya
bersikap tepat dikala menghadapi konflik. Berikut rumusan masalahnya:
-
Pengertian
konflik
-
Jenis-jenis
dari konflik
-
Sumber
dari konflik
-
Strategi
penyelesaian konflik
-
Motivasi
-
Teori
motivasi
C.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulis dalam membuat
makalah ini yang pertama adalah untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Teori
Organisasi Umum 1, penulis juga berharap makalah ini bisa dijadikan untuk bahan
belajar khususnya tentang konflik. Selain itu penulis juga berharap makalah
selanjutnya akan lebih baik lagi dari makalah-makalah sebelumnya.
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KONFLIK
Dari wikipedia mengartikan bahwa Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Menurut
Soerjono Soekanto : konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan /atau kekerasan.
Menurut Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah
proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi ,
kebudayaan dan perilaku
Dapat
disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial yang dialami oleh
individu maupun kelompok dimana salah satu pihak memiliki perbedaan dan berusaha untuk memenuhi tujuannya walaupun
dengan cara ancaman dan atau kekerasan.
B.
JENIS-JENIS KONFLIK
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
Konflik
nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik di atas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
1. Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri.
Berdasarkan kedua bentuk konflik di atas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
1. Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri.
2. Konflik Out-Group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan
kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
1.
Konflik atau
pertentangan pribadi
2.
Konflik atau pertentangan
rasial
3.
Konflik atau
pertentangan antar kelas-kelas sosial
4.
Konflik atau
pertentangan politik
5.
Konflik atau
pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan Sifatnya :
1. Konflik destruktif, merupakan konflik
yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari
seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat
merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
2.
Konflik
konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu
permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju
sebuah perbaikan.
Berdasarkan
posisi pelaku yang berkonflik :
1.
Konflik
vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang
bersifat hirarkis
2.
Konflik
horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan
relatif sama.
3.
Konflik
diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi
sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim,
contoh konflik poso
Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik :
4.
Konflik
terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara
Israel dengan Palestina.
5.
Konflik
tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang
terlibat konflik.
Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat :
Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua, yaitu :
Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua, yaitu :
6.
Konflik sosial
vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
7.
Konflik sosial
horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama.
Berdasarkan
bidangnya
1. Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
2. Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
3. Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
4. Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
1. Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
2. Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
3. Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
4. Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut psikologi sosial,
Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
1. Konflik dengan orangtua
2. Konflik dengan anak-anak sendiri
3. Konflik dengan keluarga
4. Konflik dengan orang lain
5. Konflik dengan suami atau istri
6. Konflik disekolah
7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan
8. Konflik agama
9. Konflik pribadi
C.
SUMBER DARI KONFLIK
Sumber konflik dalam organisasi
dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict),
Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik antarkelompok
(Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan kelompok.
Faktor-faktor yang menyebabkan
sebuah konflik
• faktor komunikasi (communication factors)
• faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
• faktor yang bersifat personal. (personal factors)
• faktor lingkungan (environmental factors)
1. Konflik ini bisa berasal dari dalam diri. penyebab dari dalam bisa bersumber dari sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian dari orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena seseorang diperhadapkan pada dua tujuan atau karena harus membuat keputusan untuk memilih alternative yang terbaik.
2. Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya,
tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.
3. Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini akan mengakibatkan konflik karena tidak ada guide lines dan policies yang jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
6. Perbedaan sistem imbalan dan intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik, dimana pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik.
8. sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
• faktor komunikasi (communication factors)
• faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
• faktor yang bersifat personal. (personal factors)
• faktor lingkungan (environmental factors)
1. Konflik ini bisa berasal dari dalam diri. penyebab dari dalam bisa bersumber dari sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian dari orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena seseorang diperhadapkan pada dua tujuan atau karena harus membuat keputusan untuk memilih alternative yang terbaik.
2. Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya,
tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.
3. Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini akan mengakibatkan konflik karena tidak ada guide lines dan policies yang jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
6. Perbedaan sistem imbalan dan intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik, dimana pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik.
8. sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
D.
STRATEGI
PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1.
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan
strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan
diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan
mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2.
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal
ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau
ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin
bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi
atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan
semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan
Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat
mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak
yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama
lainnya.
Mengendalikan
konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan
organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika
organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan
disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan
cara :
- Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
- Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
- Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
- Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
- Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
- Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
- Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
- Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
6.
Motivasimotivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah , dan ketekunan.Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori
X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi
adalah alas an yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang
individu. Seorang dikatakan memiliki motivasi tinddi dapat diartikan orang
tersebut memiliki alas an yang sangat kuat untuk mencapai apa yang
diinginkannya dengan percakapan “saya ingin anak saya memikilik motivasi yang
tinggi”. Statemen ini bisa diartikan oarng tua tersebt menginginkan anaknya
memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan
penggunaan istilah motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang
mengartikan motivasi sama dengan semangat.
7.
Teori
Motivasi Menurut Abraham Maslow :mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkan dalam 5 tingkatan. Lima tingkatan
kebutuhan itu dikenal degan istilah hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari
kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya
akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling atas tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
5
kebutuhan itu adalah:
- kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
- kebutuhan rasa aman
- kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi degnan orang lain, diterima, memiliki
- kebutuhan akan penghargaan (Prestasi)
- kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, kebutuhan pokok)
- kebutuhan rasa aman
- kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi degnan orang lain, diterima, memiliki
- kebutuhan akan penghargaan (Prestasi)
- Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan
kognitif dan ilmu pengetahuan)
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa konflik itu tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari dan setiap manusia bisa dipastikan memiliki konflik dalam hidupnya baik konflik dalam diri maupun diluar dirinya sendiri. Penyebab terjadinya konflik adalah ingin merasa lebih dari individu atau kelompok lain dikarenakan adanya satu tujuan yang bertentangan degan individu atau kelompok lain, sedangkan konflik yang terjadi dalam diri sendiri disebabkan kurangnya pemahaman dan tidak mengetahu solusi dari masalah yang dihapadi, artinya jika seseorang ingin menyelesaikan konflik dalam dirinya dia harus tahu bagaimana solusi dari permasalahan yang dihapadi dan menjauhkan diri untuk lari dalam masalah yang dihadapi.
Bahwa konflik itu tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari dan setiap manusia bisa dipastikan memiliki konflik dalam hidupnya baik konflik dalam diri maupun diluar dirinya sendiri. Penyebab terjadinya konflik adalah ingin merasa lebih dari individu atau kelompok lain dikarenakan adanya satu tujuan yang bertentangan degan individu atau kelompok lain, sedangkan konflik yang terjadi dalam diri sendiri disebabkan kurangnya pemahaman dan tidak mengetahu solusi dari masalah yang dihapadi, artinya jika seseorang ingin menyelesaikan konflik dalam dirinya dia harus tahu bagaimana solusi dari permasalahan yang dihapadi dan menjauhkan diri untuk lari dalam masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2010/10/konflik-dan-integrasi-sosial.html
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/pengertian-konflik.html
http://avanza250.wordpress.com/2010/11/27/sumber-konflik-dalam-organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2010/10/konflik-dan-integrasi-sosial.html
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/pengertian-konflik.html
http://avanza250.wordpress.com/2010/11/27/sumber-konflik-dalam-organisasi
No comments:
Post a Comment