Iklan

Monday, June 25, 2012

Tentang Penderitaan


Bismillah HirRahman NirRahim
Penderitaan adalah suatu tekanan yang teramat sangat oleh suatu keadaan, baik tekanan fisik maupun tekanan batin sehingga diri orang tersebut mencap dirinya sebagai orang yang sedang dalam penderitaan.
Ada sebagian orang yang diuji dengan penderitaan tetapi dirinya tidak merasa dalam penderitaan. Contohnya: seorang ulama yang sedang dan dalam penjara tetapi dirinya tidak merasa mengalami penderitaan karena hatinya lepas dari penjara tersebut, akan tetapi ada orang yang bebas dari orang yang bebas dari penderitaan tetapi dirinya mencap kalau dia adalah mahkluk yang sedang mengalami penderitaan.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan, diri seseorang akan merasa sedang mengalami penderitaan ketika dia mencap bahwa dirinya sedang dalam penderitaan. Jadi disini, walaupun orang yang sedang mengalami penderitaan tetapi tidak mencap bahwa dirinya sedang dalam penderitaan maka ia akan lepas dari penderitaan tersebut.  Inilah sifat yang dimiliki oleh hati orang-orang yang ikhlas, ikhlas semata-mata ini adalah cobaan  dari yang Maha Kuasa. Maka dari itu, dia tidaklah merasa menderita melainkan merasa sedang diuji oleh Allah yang Maha kuasa, dan orang itu pun tahu bahwa Allah tidak menguji seseorang melainkan dengan batas kesanggupannya. Allah Arrahman NurRohim (Allah Maha Pengasih lagi Penyayang)
“ALLAH tidak akan menguji seseorang diluar kesanggupannya”
Dengan ini bisa diambil kesimpulan bahwa apapun yang ujian yang datang dari Allah pasti tidak akan melebihi dari batas kesanggupan. Maka dari itu orang yang beriman tidak perlu takut jikalau ditimpa musibah,cobaan ataupun penderitaan melaikan sudah diatur menurut kesanggupan seseorang. Siapa yang bisa melewati ujian-ujian yang diberikan oleh Allah, maka dia akan memperoleh hadiah dari Allah sesuai Firman-Nya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 155)
Penderitaan juga diakibatkan oleh perbuatan sendiri sebagaimana Firman Allah:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabuut: 40)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa: setiap perbuatan buruk itu akan diganti dengan perbuatan buruk. Setiap melakukan perbuatan dosa maka orang itu akan menanam ranjau didepannya yang akan mereka pijak sendiri. Lain cerita bagi orang yang bertaubat dan meminta ampun pada Allah:
1.      “agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Az Zumar: 35)
2.       “kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nuur5)
3.      “Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.” (QS. At Taubah: 102)
4.      “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa': 110)
5.      “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa': 100)

Dari semua ini bahkan masih banyak lagi dalil-dalil yang lain, diketahui sungguh Allah_lah yang Maha Pengampun dosa-dosa dan mengantinya dengan rahmat dari Allah dan karunia Allah_lah karunia yang besar. Penderitaan adalah ujian dan jika bisa melewati ujian tersebut maka hadiah Allah amatlah besar bagi orang-orang yang beriman dan bersabar. Wallahu allam.


Keindahan


Bismillah hirrahma Nirrahim.
Keindahan adalah nilai dari sesuatu yang menarik, enak dilihat, didengar, disentuh yang menyebabkan hati menilai hal tersebut adalah indah.
Indah bukan hanya sebatas dilihat saja, tapi juga bisa di dengar, perkataan yang sopan lembut dan santun adalah perkataan yang indah. Indah bukan hanya sekedar perkataan yang sopan saja tapi perilaku yang menghargai orang lain juga termasuk indah. Jadi indah bukan hanya sebatas seni yang diciptakan  tapi juga bisa dari tingkah laku.
Dalil tentang keindahan:
"Allah SWT itu indah dan mencintai keindahan."
Rasulullah bersabda bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. Salah satu alasan bahwa manusia pada dasarnya mencintai keindahan karena manusia diciptakan oleh Allah yang Maha Indah.
Setiap manusia pada dasarnya mencintai keindahan. Mencintai keindahan sebaiknya lahir dari hati sehinggan menghilangkan dari sifat yang tidak terpuji. Seperti mencintai keindahan seorang manusia, sebaiknya hal ini lahir dari hati sehingga akan membawa dampak positif, jika mencintai keindahan yang hanya dibutakan oleh hawa nafsu dan keinginan belaka maka hati-hati kadang sifat tersebut melahirkan perilaku yang tidak terpuji bahkan bisa menyakiti hati orang lain.

Factor yang menyebabkan manusia mencintai keindahan:
1.      Manusia itu sendiri adalah indah
2.      Keindahan dapat menentramkan hati
3.      Keindahan dapat menimbulkan semangat
4.      Kodrat dari lahir, bahwa manusia suka akan keindahan
Keindahan juga terletak pada waktu yang sesuai dengan keadaannya. Contoh: ketika seorang remaja memakai sepatu orang tua akan terlihat tidak cocok dan mengurangi citra keindahan remaja yang memakainya karena hal ini belum sesuai dengan waktu yang sebenarnya, sebaliknya jika seorang kakek memakai sepatu yang sedang style pada anak remaja maka akan terlihat tidak pantas dan juga mengurangi keindahan karena tidak sesuai dengan waktunya dan keadaanya.
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam adalah contoh yang paling baik dari manusia yang suka akan keindahan. Diantara sebagian sifat-sifat Rasulullah yang suka akan keindahan.
1. Keindahan senyum. Senyum hanya membuat bibir sedikit menerakah dan menimbulkan kesan indah di wajah, tersenyum berarti merasakan semua kegembiraan, sukacita, dan kasih sayang terhadap manusia. Laksana sebuah lukisan, senyuman adalah gambar indah. karena itulah Rasulullah suka tersenyum kepada siapa saja.

Nabi Muhammad dikenal memiliki wajah yang selalu tersenyum. Jarir ra berkata, "Rasulullah tidak pernah menolak untuk melihat sejak saya memeluk Islam. Setiap kali beliau melihat saya, beliau akan menemui saya dengan senyum." (HR Bukhari).

Nabi tidak hanya menjaga senyum indah di wajahnya, namun juga mendorong orang lain untuk tersenyum. "Senyum terhadap saudaramu adalah sedekah." (HR At-Tirmidzi). "Jangan meremehkan setiap amal baik, bahkan jika itu hanya pertemuan dengan saudaramu dengan wajah yang ceria." (HR Muslim).

2. Keindahan penampilan. Nabi Saw selalu memakai pakaian terbaik yang beliau miliki. Sebelum menemui para utusan, beliau akan mengenakan pakaian yang sesuai dengan status dan tradisi masing-masing utusan. Rasulullah juga suka parfum. Dari Aisyah," Aku selalu memercikkan aroma (farfum) terbaik kepada Nabi." (HR Muslim).

Nabi melarang setiap orang yang makan bawang merah atau bawang putih masuk ke dalam masjid. Beliau mendukung keindahan secara umum sebagai salah satu hal yang dicintai Allah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, "Allah itu indah dan mencintai keindahan."

3. Keindahan sikap lembut. Nabi diriwayatkan pernah bersabda, "Kelembutan tak dapat ditemukan pada apa pun kecuali itu menambah keindahannya, dan tidak tercabut dari apa pun kecuali bahwa itu membuatnya cacat" (HR Muslim). Jadi, kelembutan adalah perhiasan dan keindahan, sedangkan kekerasan adalah suatu hal keburukan. Nabi yang mulia melakukan semua urusan dengan kelembutan, dan beliau menegaskan diterapkannya kelembutan dalam semua urusan, baik negara maupun pribadi.
Sumber sifat Rasulullah yang suka keindahan: http://www.republika.co.id

Tuesday, May 8, 2012

Modal Auxiliaries and Similar Expressions


INTRODUCTION
The modal auxiliaries in English are : can, could, had better, may, might, must, ought to, shall, should, will, would
Modal auxiliaries generally express a speaker’s attitudes,or  “moods".For example, modals can express that speaker fells something is necessary,advisable,permissible,possible, or probable; and,in addition,they can convey the strength of these attitudes.
Each modal has more than one meaning or use. ( see chart 2-23 )
(a)   MODAL AUXILIARIES

I                              Can do it
WE                        could do it
YOU                      had better do it
THEY  } + {         may do it
HE                          might do it
SHE                       must do it
IT                           ougt to do it
                                Shall do it
                                Should do it
                                Will do it
                                Would do it
Modals do not take a final –s, even when the subject is he,she, or  it.
CORRECT  : He can do it.
INCORRECT : He cans do it.
Modals are followed immediately by the simple form of a verb.
CORRECT : He can do it
INCORRECT : He can to do it./He can does it./He can did it.
The only exception is Ought, which is followed by an infinitive ( to + the simple form of a verb ).
CORRECT : She ought to go to the meeting.
In (b) is a list of some common expressions whose meaning are similar to those of some of the modal auxiliaries.For example, be able to is similar to can; be going to is similar to will.
An infinitive ( to + the simple form of a verb ) is used in these similar expressions.
POLITE REQUEST WITH “I” AS THE SUBJECT
MAY I    >  (a) May I (please) borrow your pen?            
COULD I > (b) Could I borrow your pen (please)?
CAN I    > (c) Can I borrow you pen?
May I and Could I are used to request Permission.They are equally polite.* Note in (b): In a polite request, could has a present or future meaning, not a past meaning.
Can I is used informally to request permission,especially if the speaker is talking to someone s/he knows fairly well.Can I is ussualy not considered as polite as may I or Could I.
Often the response to a polite request consist of an action, a nod or shake of the head, or a simple “uh’huh”.
Typical responses: certainly.Yes, certainly.Of course.Yes, Of course.Sure.(Informal)
                POLITE REQUEST WITH “YOU” AS THE SUBJECT
WOULD YOU > (a) Would you pass the salt(please)?
 WILL YOU     >  (b) Will you (please) pass the salt?
COULD YOU  >  (c) Could you pass the salt?
CAN YOU       >  (d) Can you pass the salt?
The meaning of would you and will you in a polite request is the same.Would you is more common and is often considered more polite.The degree of politeness,however,is often determined by the speaker’s tone of voice.
Basically, could you and would you have the same meaning.The difference is slight:
Would you = Do you want to do this please?
Could you = Do you want to do this please, and is it possible for you to do this?
Could you and would you are equally polite.
Can you is often used informally.It usually sounds less polite than could you or would you.
A person usually responds in the affirmative to a polite request.If a negative response is necessary, a person might begin by saying, “ I’d like to, but …” (e.g., “ I’d like to pass the salt, but I can’t reach it.I’ll ask Tom to pass it to you.”).
TYPICAL RESPONSES: Yes, I’d (I would) be happy to.Yes, I’d be glad to. Certainly.Sure (informal)



ASKING PERMISSION
Would you mind if Icloused the windows?
Noticein (a): would you mnd if I is followed by the simple past.

Would you mind fI used the phone?
The meaning in(a) =: May I close the windows? Is it all right if close the windows? Will it cause you any troble or discomfort if I close the windos?

Tyoical responses
no. not at all
no, of course not.
no, that would be fine

Another typical resoinses might be “unh-unh”, meaning no.

ASKING SOMEONE ELSE TO DO SOMETHING
(c) would you mind closing the window?
(d) excuse me, would you mind repeating that?
notice in (c):would you mind is followed by –ing (a gerund)
the meaning in (c): I don’t want to cause you any trouble, but would you please close the wondow?
would that cause you any inconvenience?
Typical responses
no. I’d be happy to
not at all. I’w be glad to.

USING IMPERATIVE SENTENCE TO MAKE POLITE REQUEST

a) shut the door
b) be on time
c) don’t shut the door
d) don’t be late
An imperative sentence ha an understood subject (you), and the verb (e,g,shut) is in the simple form. Shut the door = (you shut the door) be on time=(you) be on time.
in the negative, don’t precedes the simple form of the verb
e) turn right at the concern
f) shut the door
g)please shut the door.
shut the door,please
An imperative sentence can be used to give direction, as in (e)
An imperative sentence can be used to give an order, as on (f)
It can also be used to make a polite request, as in (g), when the world please is added






expressing necessity: must, have to, have got to
(a)   All application must take an extrance exam
(b)  All application have to take an extrance
Must and have to both express necessity.

In (a) and (b): It is necessity for every applicant to take an extrance exam. There is no other choice. The exam is required.
(c)   Im loking for sue. I have to talk to her about our lunch date tomorrow. I cant meet her for lunch because I have to go to a business meeting at 1.00.
(d)  Where’s sue? I must talk to her right away. I have an urgent message for her.
In everyday statement of necessity, have to is used more commonly than must. Ust is usually stronger than have to and can indicate urgency or stress importance. In (c): the speaker is simply saying,  “ I need to do this and I need to do that. “in (d): th e speaker os storngaly saying,” this is very important!”
(e)   I have to (hafta) be home by eight
(f)    He has to (hasta) goto a meeting to night
Note: have to Is usully pronounced “hafta”; has to  is usually pronounced “hasta”
(g)   I have got to go now. I have a class in ten minutes
(h)  I have to go now. I have a class in ten minutes
Have got to also express that idea of necessity: (g) and (h) have the same meaning. Have got to is informal and is used primarily In spoken English. Have to is used in both formal and informal English.
(i)    I have got to go (I’ve gotta go/I gotta go)
Usual pronunciation of go to is “gotta” sometimes have is dropped In speec: “I gotta do it”
(j)    Present or future
I have to/have got to/must study to night
(k)  Past: I had to study last night
The idea past necessity is expressed bay had to. There is no other past form for must (when it means necessity) or have got to.

LACK OF NECESSITY AND PROHIBITION: HAVE TO AND MUST IN THE NEGATIVE
LACK OF NECESSITY
(a)   Tomorrow is holiday. We don’t have to go to class
(b)  I can hear you. You don’t have to shout.
When used in negative, must and have to have different meanings.
Do not have to = lack of necessity.
In (a): it is not necessity  for us to go class tomorrow because there is holiday
PROHIBITION
(c)   You must not look in the closet. Your birthday present is hidden there.
(d)  You must not tell anyone my secret. Do you promise.
Must not = prohibition (DO NOT DO THIS)
in (c): do not look on the closed. I forbid it.
Looking in the closed is prohibited
Negative contraction: mustn’t. ( the first “t” is not pronounced: “must-ent”
Lack of necessity may also be expessed by need not + the simple form of a verb: you needn’t shout. The used of needn’t as an auxiliary is chiefly british other than when it is used in certain common expression such as “ you needn’t worry”



ADVISABILITY: SHOULD, OUGHT TO, HAD BETTER
(a)   You should study harder
You ought to study harder

(b)  Drivers should obey the speed limit
Drivers ought to obey the speed limit
Should and ought to have the same meaning: they express advisability. The meaning rangers in strenght from a suggest (“this Is a good idea”)to a statement about responsibility or duty (this is a very important thing to do) in
(a)   :”this is a good idea. This is my advice
(b)  :”this is an important responbility
(c)   You shouldn’t leave you keys in the car
Negative contraction: shouldn’t
(d)  I ought to (“otta”) study to night, but I think I’ll watch TV instead.
Ought to is sometimes pronounced “otta” in informal speaking.
(e)   The gas tank is almost empty. We had better stop at the next service station
(f)    You had better take care of that cut on your hand soon, or it will get infected.
In meaning, had better is closed to should/ought to, but had better is usually stronger. Often had better implies a warning or a threat of possible bad consequence. In (e): if we don’t stop at a service station, there will be bad result. We will run out of gas.
Notes: had better has a present or future meaning. It is followed by the simple form of a  verb. It is more commomn in speaking than writing.
(g)   You’d better take care of it
(h)  You better take care of it
(i)    You’d better not be late
Contraction” ‘d better, as in (g)
Simetimes in speaking, had is dropped, as in (h)
Negative form:had better + not.

THE PAST FORM OF SHOULD
(a)   I had a test this morning. I didn’t do well on the test because I didn’t study for it last night. I should have studied last night.
(b)  You were supposed to be here at 10pm, but you didn’t come until midnight. We were worried about you. You should have called us. (you did not call)
Past form: should have + past participle
In (a): “I should have studied “ means that studing was a good idea, but I didn’t do it. I made a mastake
Usual pronounciation of shoul have:
“should-of “or” shoulda”
(c)   I hurt my back. I should not have carried that heavy box up two flights of stairs. (I carried the box and now I am sorry)
(d)  We went to hthe movir, but it was a bad movie. We wasted our time and money. We should not have gone to the movie.
In (c): “ I should not have carried” means that I carried somethinks, but it turned out to be a bad idea. I made a mistake.

Ussual pronunciation of shoul not have:
“shouldn’t-of “or” shouldn’t’a”


Cinta Merobohkan Akalku

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Seorang ahli ibadah bernama Umar, sedang asyik dengan kkhusyuannya membaca setiap ayat Al Quran dengan lantunan sangat indah. Tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik duduk di depannya dengan pakaian seadanya tak menutupi auratnya. Dengan sangat terkejut umar lalu beristighfar dan langsung menundukkan pandangannya.

”Saudariku,apa yang kau lakukan disini,tolong keluarlah atau fitnah akan mengguncang kita,” kata umar bergetar.

“Aku tergoda olehmu, aku mencintaimu, aku ingin bermesraan denganmu,apakah kau tak menyukaiku?,” wanita itu mencoba merayu.

”Pergilah, syetan telah merusak jiwamu,” dengan penuh ketegasan umar mengusirnya.

” Tidak wahai umar, aku rusak karna cintamu, aku buta karna cintamu, lihatlah aku yang begitu mencintaimu, menginginkanmu ada dipelukanmu,” wanita itu terus menggodanya.

” Baik, aku ingin bertanya padamu saudariku. Jika engkau membenarkan perkataanku,maka aku mau melakukan apapun yang kau minta,”kata umar

”Jangan tanya lagi, aku pasti akan membenarkan semuanya,”kata wanita itu senang.

-- ”Jika malaikat maut datang menemui dan akan mencabut nyawamu, apakah kau mau jika peristiwa itu datang saat aku sedang memuaskan nafsumu?” umar mulai bertanya.

-- ” Demi Allah,tentu saja tidak!!” Wanita itu terkejut mendengar pertanyaan umar.

-- “Jika kau masuk ke dalam kubur lantas di dudukkan dan ditanya oleh malaikat tentang perbuatanmu, apakah kau senang jika aku memuaskan nafsumu??” umar terus bertanya.

-- ” Demi Allah,tentu saja tidak !!”wanita itu mulai menangis

-- ” Jika manusia diberikan buku amalnya di hari kiamat, sedangkan kau tak tau akan menerima dengan tangan kanan atau tangan kirimu, apakah kau suka jika aku memuaskan nafsumu??”

-- ” Demi Allah,tentu saja tidak !!” kata wanita itu tertunduk

-- ” Jika kau melewati jembatan Shirathal Mustaqim padahal kau belum tau apakah selamat atau tidak, apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu??”

-- ” Demi Allah,tentu saja tidak!! cukup wahai umar! ”wanita itu terus menangis.

-- ” Jika kau datang pada timbangan amal, padahal kau belum tahu timbanganmu berat atau ringan,apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu?”

-- ” Demi Allah, tentu saja tidak !!”

-- ” Jika engkau berdiri dihadapan Allah untuk ditanya dan dimintai pertanggung jawaban.apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu??”

-- “ Demi Allah,tentu saja tidak!!” wanita itu menangis tak tertahan lagi.

” Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya Allah telah memberimu nikmat kecantikan, tak sepatutnya kau menampakkan kecantikan dan auratmu.” kata umar menenagkan.

” Wahai umar, maafkan lah aku, aku begitu mncintaimu, aku selalu terkagum-kagum dengan ibadahmu, sedangkan aku tak mampu meraihmu, hanya bisa melihatmu dari jauh,” kata wanita itu mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir.

”Baiklah,kala engkau mau berubah akan ku bimbing engkau, aku akan menikahimu sekarang juga”

Bergetar umar mengatakan itu, umar ingin beribadah dengannya. Tak mungkin dipungkiri, telah bergetar hati umar dibuatnya.

”Benarkah umar?” terkejut wanita itu mendengar perkataannya.

”Bawa walimu kemari, aku akan menyiapkan mahar dan saksinya,” masih dengan tertunduk malu,umar tersenyum.

”Terimakasih umar,aku akan segera membawa waliku kemari.”

Tangis wanita itu berubah menjadi tangis kebahagiaan. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah mengikuti calon suaminya umar.

Pernikahan itu akhirnya terjadi,wanita itu menunggu di rumahnya. Dirinya tak percaya melihat sosok yang ada di cermin di hadapannya, kini wanita yang tadi pagi ingin memuaskan hasratnya pada Umar telah membalut dirinya dengan jilbab. Senyum merekah menghiasai bibir merahnya.

Pamannya telah menjemput untuk mengantarkannya pada Umar, suaminya.. Paman wanita itu terkejut melihat penampilan wanita yang ada di hadapannya sekarang berubah.

”Apa yang membuatmu berubah seperti ini anakku?beruntung sekali Umar mendapatkanmu.” Pamanya bertanya heran

”Tidak paman,aku yang beruntung mendapatkannya,” wanita itu tersenyum senang.

Sampailah wanita itu di rumah Umar,dengan malu-malu Umar menyambutnya. Kini mereka menggenggam erat satu sama lain dalam kehalalan untuk beribadah padaNya.

(Yang di cetak pakai tanda -- di atas saya ambil dari buku “Taman Para Pecinta” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah)

***

Saudaraku, seandainya kamu adalah pemeran utama dari kisah di atas, apa yang akan kamu lakukan? Mampukah kamu seteguh Umar? Mampukah kamu keluar dari Nafsu yang membelenggu ketika akal sudah dikuasai nafsu? Atau ikut kata pepatah “Mana ada kucing nolak kalau diberi ikan, meskipun itu hanya tulangnya saja”…MasyaAllah…Renungkanlah Saudaraku!

Saudariku, seandainya kamu adalah pemeran utama dari kisah di atas, akal dan hatimu sudah dibutakan oleh cinta yang berbalut nafsu, akankah kamu mampu lepas dari belenggunya walaupun kamu katakan atas nama cinta? Kamu hilangkan kehormatanmu demi cinta yang tak halal? Kamu pupuskan harga dirimu demi cinta yang bernoda? Atau kamu hanya ingin ikuti kata” Demi cinta, akan ku korbankan apa saja demi dirimu kasih”, padahal belum tentu kekasih yang kamu banggakan, mau berkorban untukmu setelah kehormatan dan harga dirimu terenggut.. Masyaallah…Renungkanlah Saudariku!

Pikirkanlah ketika engkau hendak berbuat kemaksiatan, Allah Ta'ala selalu melihatmu.
Pangkal segala maksiat,kelalaian dan syahwat adalah Mengumbar Nafsu.
Sedangkan pangkal dari ketaatan adalah Dikekangnya nafsu.

(Sumber: http//khoirunnisa-syahidah.blogspot.com/2011/09/cinta-merobohkan-akalku.html, dengan sedikit di edit)
di dapat dari facebook Kisah-Kisah-Teladan-Islami-Penuh-Hikmah