PENDUDUKAN DI
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR
BELAKANG
Seiring
dengan berkembangnya zaman ini proses sosial yang terjadi dalam penduduk
kemsayarakatan dan kebudayaan ini selalu berhubungan atau berkesinambungan guna
untuk satu tujuan mencapai kesejahteraan sosial.
Penduduk dan masyarakat harus saling
berinteraksi sosial karena mereka adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan
satu sama lain.di tambah dengan kebudayaan Indonesia ini kehidupan yang ada
akan menjadi beragam tetapi tetap damai.
I.2
RUMUSAN MASALAH
·
Apa yang pengertian penduduk,masyarakat dan
budaya?
·
Mengapa harus bersosialisasi?
·
Apakah realita yang sedang terjadi di
penduduk, masyarakat dan budaya?
I.3 TUJUAN
·
Menjelaskan definisi penduduk,masyarakat dan kebudayaan
·
Mengetahui realita keadaan penduduk,masyarakat
dan kebudayaan saat ini
·
Menjelaskan kenapa pentingnya bersosialisasi
BAB II
PEMBAHASAN
PENDUDUK,MASYARAKAT & KEBUDAYAAN
Penduduk adalah suatu kumpulan individu yang
berada atau yang menempati di satu wilayah,penduduk itu perannya sangat penting
didalam suatu negara karena tanpa adanya penduduk di negara ini tidak akan
terbentuk suatu negara.Didalam sebuah
kependudukan terdapat beragam individu yang memiliki sebuah karakter yang
berbeda – beda,namun memiliki satu tujuan untuk bertahan hidup.Mereka
saling membutuhkan satu sama lain,karena manusia itu adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri.Kependudukan itu memiliki sikap yang tenggang rasa
tidak saling menjatuhkan satu sama lain,mereka ingin memiliki kesejahteraan
hidup,agar tercapainya kesejahteraan hidup didalam penduduk harus adanya
keamanan dan ketentraman dalam lingkungan
itu dan harus mempunyai sikap bersosialisasi terhadap siapapun dan tidak
memandang status.
Dari tahun ketahun penduduk di Indonesia ini
semakin lama semakin meningkat jumlahnya hingga bisa disebut sebagai Kepadatan
penduduk.Kepadatan penduduk itu sendiri dapat dihitung dengan cara membagi
jumlah penduduk itu sendiri dengan luas area dimana mereka tinggal.Kepadatan
penduduk itu disebabkan oleh adanya faktor kelahiran,dan untuk mengantisipasi
kepadatan penduduk itu adalah dengan cara membatasi tingkat kelahiran yang ada
di I ndonesia ini dengan begitu kepadatan penduduk itu akan sedikit
berkurang.Dan di Indonesia ini sudah diterapkannya program KB ( Keluarga
Berencana ) program ini cukup efektif untuk membatasi peningkatan penduduk yang
ada di Indonesia ini.
Berdasarkan data sensus penduduk yang diadakan
setiap 10 tahu sekali,diperoleh jumlah data penduduk indonesia sebagai berikut
:
a. Tahun 1961 =
97,1 juta jiwa
b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
e. Tahun 2004 = 238.452 juta jiwa
Melihat
data yang diperoleh dari sensus penduduk tersebut indonesia merupakan negara
yang tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi walaupun RRC masih negara yang
paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya.dan sensus penduduk ( cacah jiwa )
yaitu pengumpulan,pengolahan,penyajian dan penyebarluasan data
kependudukan.Jumlah kependudukan itu sendiri ditentukan oleh :
a.Angka
Kematian
Angka kematian adalah data yang
menunjukkan tingkat kematian manusia dari setiap tahunnya.
b.Angka
Kelahiran
Angka kelahiran adalah data yang menunjukkan
tingkat kelahiran manusia dari setiap
tahunnya.
c.Perpindahan
Penduduk
perpindahan penduduk itu dapat
dibagi menjadi :
a.Urbanisasi
Yaitu perpindahan penduduk dari desa
ke kota apabila didesa tersebut sudah padat penduduknya,maka penduduk yang ada
di desa tersebut akan pindah ke kota yang jarang penduduknya.
b.Reurbanisasi
Yaitu perpindahan penduduk dari kota
kedesa kembali,karena di kota tersebut juga padat penduduknya,maka penduduk
yang dari kota tersebut pindah kedesa.
c.Emigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari
dalam negeri keluar negeri karena didalam negeri tersebut sudah padat
penduduknya maka penduduk yang ada didalam negeri tersebut pindah keluar
negeri.
d.Imigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari luar
negeri kedalam negeri kembali karena diluar negeri tersebut juga sudah padat
penduduknya.
e.Remigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari
negara luar kembali ke negara asal
f.Transmigarasi
Yaitu perpindahan penduduk dari satu
pulau kepulau yang lain dalam satu negara karena dalam pulau tersebut sudah
banyak penduduknya maka penduduk tersebut pindah kepulau yang lainnya tapi
masih dalam satu negara.
Mengenai realita yang ada dalam pendudukan di Indonesia ini bahwa
50% penduduk di Indonesia ini masih tergolong miskin,menurut data yang didapat
dari BPS.BPS melansir jumlah peduduk miskin,atau penduduk yang dengan pengeluaran
per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan di Indonesia pada Maret 2011
mencapai 30,02 juta orang ( 12,49 persen ), turun 1,00 juta orang ( 0,84
persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada maret 2010 yang sebesar 31,02
juta orang ( 13,33 persen).
Kalau dilihat-lihat di Kota-kota besar terutama Jakarta adalah
sasaran pencari kerja dari pedesaan dimana dengan adanya modernisasi
teknologi,rakyat pedesaan dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada
dikota besar apa saja yang ada dikota ini dari yang tidak ada menjadi
ada,sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya.
Akhirnya penduduk tersebut pindah ke kota-kota besar yang mereka
pikir bahwa dengan mereka hidup di jakarta itu lebih mudah untuk mencari
pekerjaan dan men ingkatkan taraf hidup mereka,tapi nyatanya bahwa kehidupan di
kota –kota besar itu persaingan hidup sangat keras dan mencari sebuah pekerjaan
itu tidak mudah,yang hanya bermodal pendidikan dasar saja sangat sulit untuk
mendapatkan sebuah pekerjaan,yang hanya ada dapat pekerjaan kasar
saja.Pendidikan itu sangat perlu,malah bukan perlu lagi tapi dibutuhkan pada
setiap orang yang ada di negara ini,karena tanpa adanya pendidikan mereka tidak
akan tahu apa saja yang terjadi tentang perkembangan jaman ini.
Dan faktanya banyak orang yang dari desa kekota yang sekarang bisa
dibilang penduduk kota itu,bukannya malah sejahtera melainkan menderita karena
hidup di kota besar ini yang sangat keras persaingannya.akhirnya mereka pun
banyak yang menjadi pengangguran sebagian besar ada yang mengemis – ngemis
dijalan,dengan kenyataan seperti itu pendudukan di indonesia ini belum mencapai
kesejahteraan.
Seiring dengan perkembangan jaman kesejahteraan pendudukan di
Indonesia ini belum merata,kenapa bisa dibilang demikian karena masih banyak rakyat
yang kaya dan tidak sedikit pula yang masih miskin.Karena disebabkan oleh
Faktor” seperti pendidikan,pekerjaan dan tempat tinggal.
Hubungan penduduk dan masyarakat tidak lepas dari suatu kesatuan
hidup,penduduk dan masyarakat mereka adalah mahluk sosial ( society) yang sama
satu tujuan hidup dan dalam kemsayarakatan terdapat kebudayaan” yang dimiliki
dari setiap suku” bangsa.Masyarakat identik dengan mata pencahariaannya,mata
pencahariaan sebagian besar masyarakat Indonesia adalah sebagai Nelayan dan
Petani.Hidup bermasyarakat itu sangat penting dalam kehidupan karena kalau kita
tidak hidup bermasyarakat kita tidak akan bisa hidup sebagaimana mestinya
karena kita saling membutuhkan satu sama lain.
Masyarakat memiliki sebuah tatanan yang apabila kelompok tersebut
hidup bersama dalam suatu hubungan yang memiliki suatu sistem yang mengatur
kehidupan kelompok tersebut.Dilihat dari kecenderungan manusia yang modern
sekarang itu cenderung hidup bersama dalam kelompok yang memiliki pola hidup
yang sama seperti pemikiran,perasaan dan tujuan yang sama pula,maka sekelompok
tersebut itu sudah dikatakan sebagai kelompok masyarakat.
Tatanan sebuah masyarakat diatur mulai dari struktur terendah
hingga pada struktur yang tinggi dan tertinggi.Misalnya dikalangan lapisan
masyarakat yang paling rapat hubungannya dibentuklah tatanan masyarakat sebagai
suatu kerukunan Warga dan kerukunan Tetangga biasanya dengan istilah RW dan RT.
Adanya aturan hidup bermasyarakat adalah untuk membentuk
kesejahteraan masyarakatnya,jika diperlukan dan tatanan masyarakat tersebut
semakin meluas namun masih dalam satu pola pemikiran,kecenderungan,perasaan dan
tujuan yang sama; maka dibentuklah lagi tatanan masyarakat yang lebih
meluas,misalnya dusun,kelurahan dan desa .dan begitu seterusnya.
Di dalam setiap tatanan masyarakat pasti akan selalu membutuhkan
peraturan dan penerapan yang berbeda – beda.Tergantung pada kebutuhan golongan
hidup masyarakat tersebut.Dan biasanya peaturan tersebut dibuat untuk menunjang
suatu kepentingan bersama yang dirumuskan dalam suatu peraturan bersama.
Peraturan tersebut kemudian didistribusikan kembali kepada
masyarakat lengkap dengan konsekuensi yang apabila mentaati peraturan tersebut
dan sanksi apabila ada yang melanggar peraturan tersebut.
Kelompok
masyarakat berdasarkan ahli sosiologi,dari jaman pra sejarah sampai saat ini
masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok umum diantaranya :
1.Kelompok
Masyarakat Pemburu
Kelompok masyarakat ini juga sering disebut pastoral
nomadis.Kelompok masyarakat pemburu tersebut bertahan hidup dengan memburu
hewan- hewan sebagai bahan makanannya,kulit-kulitya dimanfaatkan sebagai
pakaiannya dan seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi kelompok
masyarakat pemburu ini sudah jarang ditemukan.
2.Kelompok
Masyarakat Bercocok tanam
Kelompok masyarakat ini juga biasa
disebut masyarakat peradaban.Kelompok masyarakat ini bertahan hidup dengan
bercocok tanam atau disebut juga agrikultural intensif.Kelompok masyarakat
bercocok tanam hingga saat ini masih eksis,justru masyarakat bercocok tanam
sebagai tulang punggung sebagai penyediaan bahan pangan bagi masyarakat luas
pada umumnya.
3.Kelompok
Masyarakat Industri
Masyarakat yang sebagian besar
bertahan hidup dengan bekerja dibidang industri,masyarakat industri ini masih
eksis dengan perkembangan jaman.
4.Kelompok
masyarakat Pasca Industri
Masyarakat yang bertahan hidup
dengan perkembangan teknologi.
Edukasi
dalam bermasyarakat sangat banyak dari bidang pendidikan,perbankan,kesehatan
dan lain-lain.semua itu untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
Sebuah
kebudayaan tumbuh didalam masyarakat selalu berkesinambungan kebudayaan yang
ada di Indonesia ini harus dilestarikan.banyak sekali masyarakat di Indonesia
ini yang sekarang sedang melestarikan kebudayaan Indonesia ini.
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki
beberapa elemen atau komponen, menurut ahli atropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Lembaga social dan
pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu
Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita
tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau
perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang
wanita memilik karier
·
Sistem kepercayaan
Bagaimana
masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan dengan seni dan
kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku
dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya
memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala
peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu
bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai
symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta
jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·
Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi,
bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat
komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit
dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti
oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus
dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.]Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya
yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan satu sama lain, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan
kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat
menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat,
dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi
yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara
umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat
untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari
naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada kalanya pengetahuan,
pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang
juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan
dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak
dapat dilepaskan dari religi atau sistem
kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali
terintegrasi dengan kebudayaan
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang
dikembangkan di Eropa pada abad
ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan
adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang
dijajahnya.
Mereka
menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari
"alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain
dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan
lainnya.
Pada
prakteknya, kata kebudayaan
merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang
berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan
digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas.
contohnya,
jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang
"berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional
dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul
anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang
menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan
menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini,
seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
"berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan";
bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang
"tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para
pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad
ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan
dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi
pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang
mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini,
musik tradisional (yang diciptakan oleh
masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang
alami" (natural way of life),
dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini
kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan
alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya
dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama -
masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan.
Pengamat
sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau
aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang
memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan
induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa
cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan
yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas,
seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
- Monokulturalisme:
Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan
sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling
bekerja sama.
- Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada
dalam masyarakat asli.
- Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan
asli tanpa campur tangan pemerintah.
- Multikulturalisme: Sebuah
kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga
kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan
kebudayaan induk.
·
Seiring dengan
kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan
kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan
teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama.
·
Afrika
·
Beberapa kebudayaan di
benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara.
Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan
Arab dan Islam.
·
Amerika
·
Asia
·
Asia memiliki
berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari
kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain,
seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam.
·
Australia
·
Kebanyakan budaya di
Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan
Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.
·
Eropa
·
Kebudayaan Eropa
banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya.
Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat".
Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan
banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia.
Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini
juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen,
meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.
·
Timur Tengah dan
Afrika Utara
·
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.
·
Selama Era Romantis, para
cendekiawan di Jerman, khususnya
mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti
misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan
perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria -
mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum".
·
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan
budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya
tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya
pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak
berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
·
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah
memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari
teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari
evolusi itulah tercipta kebudayaan.
·
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok
dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan
subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad
ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan
dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat
bekerja.
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari
kebudayaan antara lain :
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat
kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga
sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat.
. Perubahan sosial budaya merupakan
gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu
terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan
sosial:
- tekanan kerja dalam masyarakat
- keefektifan komunikasi
- perubahan lingkungan alam. Perubahan budaya juga
dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan
baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam
kebudayaan.
Yang dimaksud
dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. 3Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak
mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur
asli budaya masyarakat. Penyebaran
kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur
yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya
dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah
kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia
barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun
lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada
sistem pemerintahan Indonesia
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi
dalam kehidupan berpendudukan,bermasyarakatan dan kebudayaan kita harus
bersosialisasi karena kita adalah mahluk sosial yang membutuhkan satu sama lain
dan tidak egois.Bila kita tidak bersosialisasi dengan yang lain,kita tidak akan
dapat melakukan segala sesuatu itu dengan sendiri.Dengan kita bersosialisasi
terhadap siapapun,kita akan mencapai suatu kesejahteraan sosial.
DAFTAR PUSTAKA