Iklan

Monday, June 25, 2012

Tentang Penderitaan


Bismillah HirRahman NirRahim
Penderitaan adalah suatu tekanan yang teramat sangat oleh suatu keadaan, baik tekanan fisik maupun tekanan batin sehingga diri orang tersebut mencap dirinya sebagai orang yang sedang dalam penderitaan.
Ada sebagian orang yang diuji dengan penderitaan tetapi dirinya tidak merasa dalam penderitaan. Contohnya: seorang ulama yang sedang dan dalam penjara tetapi dirinya tidak merasa mengalami penderitaan karena hatinya lepas dari penjara tersebut, akan tetapi ada orang yang bebas dari orang yang bebas dari penderitaan tetapi dirinya mencap kalau dia adalah mahkluk yang sedang mengalami penderitaan.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan, diri seseorang akan merasa sedang mengalami penderitaan ketika dia mencap bahwa dirinya sedang dalam penderitaan. Jadi disini, walaupun orang yang sedang mengalami penderitaan tetapi tidak mencap bahwa dirinya sedang dalam penderitaan maka ia akan lepas dari penderitaan tersebut.  Inilah sifat yang dimiliki oleh hati orang-orang yang ikhlas, ikhlas semata-mata ini adalah cobaan  dari yang Maha Kuasa. Maka dari itu, dia tidaklah merasa menderita melainkan merasa sedang diuji oleh Allah yang Maha kuasa, dan orang itu pun tahu bahwa Allah tidak menguji seseorang melainkan dengan batas kesanggupannya. Allah Arrahman NurRohim (Allah Maha Pengasih lagi Penyayang)
“ALLAH tidak akan menguji seseorang diluar kesanggupannya”
Dengan ini bisa diambil kesimpulan bahwa apapun yang ujian yang datang dari Allah pasti tidak akan melebihi dari batas kesanggupan. Maka dari itu orang yang beriman tidak perlu takut jikalau ditimpa musibah,cobaan ataupun penderitaan melaikan sudah diatur menurut kesanggupan seseorang. Siapa yang bisa melewati ujian-ujian yang diberikan oleh Allah, maka dia akan memperoleh hadiah dari Allah sesuai Firman-Nya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”(QS. Al-Baqarah: 155)
Penderitaan juga diakibatkan oleh perbuatan sendiri sebagaimana Firman Allah:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabuut: 40)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa: setiap perbuatan buruk itu akan diganti dengan perbuatan buruk. Setiap melakukan perbuatan dosa maka orang itu akan menanam ranjau didepannya yang akan mereka pijak sendiri. Lain cerita bagi orang yang bertaubat dan meminta ampun pada Allah:
1.      “agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Az Zumar: 35)
2.       “kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nuur5)
3.      “Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.” (QS. At Taubah: 102)
4.      “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa': 110)
5.      “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa': 100)

Dari semua ini bahkan masih banyak lagi dalil-dalil yang lain, diketahui sungguh Allah_lah yang Maha Pengampun dosa-dosa dan mengantinya dengan rahmat dari Allah dan karunia Allah_lah karunia yang besar. Penderitaan adalah ujian dan jika bisa melewati ujian tersebut maka hadiah Allah amatlah besar bagi orang-orang yang beriman dan bersabar. Wallahu allam.


Keindahan


Bismillah hirrahma Nirrahim.
Keindahan adalah nilai dari sesuatu yang menarik, enak dilihat, didengar, disentuh yang menyebabkan hati menilai hal tersebut adalah indah.
Indah bukan hanya sebatas dilihat saja, tapi juga bisa di dengar, perkataan yang sopan lembut dan santun adalah perkataan yang indah. Indah bukan hanya sekedar perkataan yang sopan saja tapi perilaku yang menghargai orang lain juga termasuk indah. Jadi indah bukan hanya sebatas seni yang diciptakan  tapi juga bisa dari tingkah laku.
Dalil tentang keindahan:
"Allah SWT itu indah dan mencintai keindahan."
Rasulullah bersabda bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. Salah satu alasan bahwa manusia pada dasarnya mencintai keindahan karena manusia diciptakan oleh Allah yang Maha Indah.
Setiap manusia pada dasarnya mencintai keindahan. Mencintai keindahan sebaiknya lahir dari hati sehinggan menghilangkan dari sifat yang tidak terpuji. Seperti mencintai keindahan seorang manusia, sebaiknya hal ini lahir dari hati sehingga akan membawa dampak positif, jika mencintai keindahan yang hanya dibutakan oleh hawa nafsu dan keinginan belaka maka hati-hati kadang sifat tersebut melahirkan perilaku yang tidak terpuji bahkan bisa menyakiti hati orang lain.

Factor yang menyebabkan manusia mencintai keindahan:
1.      Manusia itu sendiri adalah indah
2.      Keindahan dapat menentramkan hati
3.      Keindahan dapat menimbulkan semangat
4.      Kodrat dari lahir, bahwa manusia suka akan keindahan
Keindahan juga terletak pada waktu yang sesuai dengan keadaannya. Contoh: ketika seorang remaja memakai sepatu orang tua akan terlihat tidak cocok dan mengurangi citra keindahan remaja yang memakainya karena hal ini belum sesuai dengan waktu yang sebenarnya, sebaliknya jika seorang kakek memakai sepatu yang sedang style pada anak remaja maka akan terlihat tidak pantas dan juga mengurangi keindahan karena tidak sesuai dengan waktunya dan keadaanya.
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam adalah contoh yang paling baik dari manusia yang suka akan keindahan. Diantara sebagian sifat-sifat Rasulullah yang suka akan keindahan.
1. Keindahan senyum. Senyum hanya membuat bibir sedikit menerakah dan menimbulkan kesan indah di wajah, tersenyum berarti merasakan semua kegembiraan, sukacita, dan kasih sayang terhadap manusia. Laksana sebuah lukisan, senyuman adalah gambar indah. karena itulah Rasulullah suka tersenyum kepada siapa saja.

Nabi Muhammad dikenal memiliki wajah yang selalu tersenyum. Jarir ra berkata, "Rasulullah tidak pernah menolak untuk melihat sejak saya memeluk Islam. Setiap kali beliau melihat saya, beliau akan menemui saya dengan senyum." (HR Bukhari).

Nabi tidak hanya menjaga senyum indah di wajahnya, namun juga mendorong orang lain untuk tersenyum. "Senyum terhadap saudaramu adalah sedekah." (HR At-Tirmidzi). "Jangan meremehkan setiap amal baik, bahkan jika itu hanya pertemuan dengan saudaramu dengan wajah yang ceria." (HR Muslim).

2. Keindahan penampilan. Nabi Saw selalu memakai pakaian terbaik yang beliau miliki. Sebelum menemui para utusan, beliau akan mengenakan pakaian yang sesuai dengan status dan tradisi masing-masing utusan. Rasulullah juga suka parfum. Dari Aisyah," Aku selalu memercikkan aroma (farfum) terbaik kepada Nabi." (HR Muslim).

Nabi melarang setiap orang yang makan bawang merah atau bawang putih masuk ke dalam masjid. Beliau mendukung keindahan secara umum sebagai salah satu hal yang dicintai Allah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda, "Allah itu indah dan mencintai keindahan."

3. Keindahan sikap lembut. Nabi diriwayatkan pernah bersabda, "Kelembutan tak dapat ditemukan pada apa pun kecuali itu menambah keindahannya, dan tidak tercabut dari apa pun kecuali bahwa itu membuatnya cacat" (HR Muslim). Jadi, kelembutan adalah perhiasan dan keindahan, sedangkan kekerasan adalah suatu hal keburukan. Nabi yang mulia melakukan semua urusan dengan kelembutan, dan beliau menegaskan diterapkannya kelembutan dalam semua urusan, baik negara maupun pribadi.
Sumber sifat Rasulullah yang suka keindahan: http://www.republika.co.id