Iklan

Saturday, October 19, 2013

Perbaikan ejaan dan diksi


Nama
:
Ridho Satria
NPM
:
16111146
Kelas
:
3KA03


DEPOK, KOMPAS.com - Depok adalah Margonda, dan Margonda identik dengan Depok. Koridor satu ini memang mengalami perkembangan sangat pesat. Pembangunan fisik segala jenis properti tumbuh di sini. Mulai dari apartemen, pusat belanja, ruko, rukan dan lain sebagainya.

Namun, sayangnya, pembangunan fisik properti tersebut tidak dilakukan secara proporsional.
Alih-alih tertata dengan baik, malah mencuatkan kesan sporadis. Hal ini dikeluhkan sejumlah warga masyarakat yang diwawancarai Kompas.com, bulan September 2013 lalu.

"Rencana pembangunan (RT\RW) di Depok tidak terarah, sepertinya tak punya konsep yang jelas. Semua pembangunan hanya pada satu titik saja, terpusat di Margonda. Sehingga kemacetan terpusat di sini," tutur P Anggoro (37), warga Depok.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Depok, Nurmahmudi Ismail, menjelaskan, koridor Margonda dan sekitarnya, memang dirancang sebagai pusat bisnis dan perdagangan Kota Depok. Jadi, segala hal yang terkait dengan kegiatan komersial, dikonsentrasikan di koridor ini.

"Margonda kami dedikasikan sebagai pusat aktivitas bisnis, komersial dan perdagangan. Jadi, keberadaan pusat belanja, apartemen dan ruko-ruko tersebut sudah sesuai dengan peruntukannya," jelas Nurmahmudi kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2013).

Masih menurut Nurmahmudi, kesan semrawut dan tidak tertata memang tak bisa dihindari. Karena, pembangunan dan perbaikan belum selesai dilakukan. Pihaknya memiliki rencana untuk menyediakan jalur pedestrian (trotoar), ruang terbuka hijau, dan sarana yang bisa diakses publik dengan mudah dan murah.



"Kami sudah memiliki rancangannya. Tinggal kami realisasikan. Namun, kan butuh waktu yang cukup, belum lagi masalah pembebasan lahan untuk jalur pedestrian dan ruang terbuka hijaunya. Kami akan melakukan itu secara bertahap," jelas Nurmahmudi.

Untuk diketahui, di jalur Margonda terdapat lima pusat belanja dalam interval berdekatan. Kelimanya adalah Margo City Square, Depok Town Square, Depok Mal, Plaza Depok dan ITC Depok. Selain itu terdapat sejumlah apartemen, baik yang sudah dihuni maupun sedang dalam tahap konstruksi, yakni Park View di dalam kawasan Depok Town Square, Margonda Residence, Taman Melati Margonda, dan Grand Taman Melati Margonda.

Proyek-proyek tersebut dikembangkan oleh Lippo Karawaci, Adhi Persada Properti dan Grup Cempaka.
Sumber:
http://properti.kompas.com/read/2013/10/12/1235005/Margonda.Memang.Kawasan.Komersial
NO
SALAH
PERBAIKAN
ALASAN
1
Koridor satu ini memang mengalami perkembangan sangat pesat.
Koridor satu ini sedang dalam perkembangan pesat.
Meng-alami
(me-, men-, menge-, meny)
Meng merupakan prefiks pembentuk verba menjadi, menyampaikan, makan atau minum menuju, mencari, mengeluarkan bunyi, menimbulkan kesan seperti seseorang. Dasar verba.
Sedangkan “alami”
Bersangkutan dengan alam: bersifat alam; wajar; bakat alami; karet alami.
Disini tidak terdapat kesimpulan dari penggunaan kata “mengalami”.
2
Mulai dari apartemen, pusat belanja, ruko, dan lain sebagainya.
Mulai dari apartemen, pusat belanja, toko, dan lain sebagainya.
Pengunaan kata ruko tidak ditemukan dalam KBBI. Bisa diganti dengan menggunakan kata “toko, warung, kelontong”.
3
Pembangunan fisik  properti
Pembangunan bangunan properti.
Kata fisik digunakan untuk jasmani.
Dalam kesalahan, kata fisik digunakan untuk properti atau benda yang bisa bermakna ganda karena properti bukanlah jasmani atau badaniah.
4
Apartemen dan ruko-ruko tersebut
Bisa diganti dengan menggunakan kata pengulangan toko-toko atau warung-warung.
Menggunakan kata yang tidak terdapat dalam KBBI.
5
Namun, kan butuh waktu
Bisa diganti dengan menggunakan kata memang.
Kan merupakan surfik pembentuk verba menjadikan; jalankan; datangkan. Sungguh-sungguh: dengarkan; camkan. Untuk kepada orang lain: sewakan; bacakan; jualkan.
Tidak ditemukan kata kan berdiri sendiri dikarenakan kata kan merupakan kata akhiran.

Tidak ditemukan kata yang salah ejaan seperti Apotik yang seharusnya Apotek.
Note: analisa artikel ini bukan bertujuan menjatuhkan atau memperburuk citra suatu media massa. Analisa dilakukan untuk melengkapi tugas dalam matakuliah Bahasa Indonesia.