Iklan

Monday, March 26, 2012

Manusia dan Keindahan

A.      Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, molek, elok, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Kawasan perkembangan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan teknologi, social, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari arti kehidupan manusia, dimanapun kapanpun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
        Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Kedunaya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah, karena itutiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasanya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai objek yang diungkap. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangn, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local
a.       Apakah keindahan itu ?
Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kwalitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful ( benda atau hal yang indah saja). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni:
a.       Keindahan dalam arti luas
b.      Keindahan dalam arti estetis murni
c.       Keindahan dalam arti ternatas dalam hubungannya dengan penglihatan

b.      Nilai estetik
Dalam rangka teori umu tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut estetik
c.       Komtemplasi dan ekstensi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh factor kontemplasi dan ekstansi. Komptemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa  sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentu di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warni-warni, dan lain-lain.
d.      Apa sebab manusia menciptakan keindahan
1.       Tata nilai yang telah using
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai  kemanusiaan, misalanya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah disbanding derajat laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat sehingga dikatan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia misalnya wanita.
2.       Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhi tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hokum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.
3.       Penderitaan manusia
Banyak factor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi  yang paling menentukan ialah factor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak  bermanfaat bagi manusia.
4.       Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa angat terkenal karena menarik dan tidak mebosankan (menurut pendapat orang)

Saturday, March 24, 2012

Manusia dan budaya


Manusia dan Kebudayaan
A.      Manusia
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia
1.       Manusia itu terdiri dari empat unsure yang saling terkait, yaitu:
a.       Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang Nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu
b.      Hayat, yaitu : mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
c.       Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, sutau kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d.      Nafsu, dalam pengertian keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
2.       Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsure yaitu:
a.       Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak. Id merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait  dan terkait dengan sex, yang secara istingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan  dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara isnting Id dengan dunia luar.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perananya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dia tahun. Pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya. Ego diatur oleh prinsip realitas, ego sadar akan tuntunan lingungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek khusus untk mengurangi energy libidinal dengan cara yang dalam lingkungan social dapat diteruma disebut sebagai proses sekunder.
c.       Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan Ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkundan eksternal. Jadi superego merupakan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas didalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

B.      Hakekat manusia
a.       Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh manusia adalah materi yang dapat diraba, dilihat, dirasa, wujudnya kongkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali kepada Tuhan, dan jiwa tidak megalami kehancuran. Jiwa dan roh yang ada dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.      Makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya:
1.       Perasan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahu sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak indah
2.       Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbuk perasaan kesal apabila tidak indah.
3.       Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4.       Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
5.       Perasaan social, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6.       Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayan. Seseorang merasa tentram jiwanya jiwanya apabila ia tawakkal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nyadan menjauhi larangan-Nya.

c.       Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawani.
manusia adalah produk dari salning tindak atau interaksi factor-faktor hayati dan budayawati. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi, atau faal, biokimia, psikologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi: kemasyarakatan, kekerabatan, psikologis social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.

d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
         Semakin dekat seseorang dengan Tuhannya, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepas dari rasa kekawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupan, dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan subjektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.

C.      Pengertian kebudayaan
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan pengertian istilahnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang social seluruh dunia.
Kebudayaan adalah komleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, huku,, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyrakat menghasilkan teknologi dna kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai daerah sekitarnya, agat kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk masyarakat.
D.      Unsur-Unsur Kebudayaan
1.       System religi
2.       System organisasi
3.       System pengetahuan
4.       System mata pencaharian
5.       System teknologi peralatan
6.       Bahasa
7.       Kesenian
Itulah 7 unsur unsure kebudayaan
E.       Wujud Kebudayaan
1.       Komplek gagasan, konsep, dan pikiran manusia:
Wujud ini disebut system kebudayaan, sifat abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengna perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan idealnya sering berada dalam karangan buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.
2.       Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas

Friday, March 23, 2012

Manusia dan Cinta Kasih


Manusia dan Cinta Kasih
Menurut Kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta, cinta kasih adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menurut belahan kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta kasih mengadung arti hamper  bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya.  Cinta lebih mengandung perngertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara  nyata.
Cinta memegang yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsure cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatan sangat kuat, kecemburanya besar, tetapi dirasakan oleh pasagannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
Selain pengertian  yang dikemukakan oleh Sarlito, lain halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Basih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah alami manusia yang murni, yang tak dapat terpisahkan dengan kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmati dengan cara yang terhormat mulia, suci dan penuh taqwa, tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia pula.
Didalam kitab suci Al-quran, ditemui adanya fenome cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia, cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah, dan rendah. Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
                Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannyam dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta seseorang kepada orangtua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta kepada keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Bagi setiap orang Islam yang bertaqwa, sudah menjadi keharusan bahwa cinta kepada Allah, pada Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah, adalah merupakan cinta yang tidak ada duannya. Hal ini merupakan konsekuensi iman dan merupakan keharusan dalam Islam. Bahkan itu pendorong utama di dalam menunjang tinggi agama.
Tak diragukan lagi, bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan. Karena ia telah meyakini bahwa Dzat Tuhanlah Yang Maha Sempurna, Maha Indah dan Maha Agung. Tak ada satupun selain dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti karena dialah yang Maha Tinggi, Maha Kesempurnaan dan Maha Agung.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energy yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetian diantara mereka, semakin akrab.
Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain : seseorang anak terhadap orang tuanya, orang tua terhadap anak-anaknya, seseorang suami terhadap istrinya atau sebaliknya, cinta seseorang terhadap sanak saudara dan familynya, cinta seseorang terhadap sahabatnya, atau seseorang penduduk pada tanah airnya.
Cinta menengah ini tampak jelas hasilnya kalau tidak pasti tidak akan terbentuk suatu keluarga dan tidak akan ada kekerabatan yang banyak terdapat pada daerah-daerah di tanah air. Dan cinta yang rendah adalah cinta yang paling hina dan keji serta merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Terbentuknya beraneka ragam misalnya:
1.       Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu sesembahan selain Tuhan dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman: “ dan diantara manusia ada  orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka  mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat mencintai Allah.
2.       Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3.       Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak ,  istri, perniagaan dan tempat tinggal.
Inilah cinta yang membawa manusia kepada cinta yang tidak bermanfaat dan bahkan bisa merugikan orang lain.
B.  Cinta Menurut Ajaran Agama
1.  Cinta Diri
                Cinta diri ini erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri, karena seorang manusia pada hakikatnya mancintai untuk hidup tetap senang, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Dan pada hakikatnya manusia membenci segala sesuatu yang menghalangi hidupnya, membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala sesuat yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
                Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri adalah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.(QS. Al-‘Adiyat. 100:8)
2.  Cinta kepada sesama manusia
                Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh ia harus membatasi cintanya kepada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak  punya, dan menjauhi larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
                Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta dan mencintai seperti cinta mereka kepada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terdandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
3,  cinta seksual
                Cinta erat kaintannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah  yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga:
                “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tentram kepadanyam dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.
4.       Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuataan dan kebangaan, dan merupakan factor pentind bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meniggal dunia. Ini terlihat jelas dalam doa Zakaria as, yang memohon pada Allah semoga ia dikaruniakan seorang anak yang akan mewarisi keluarga Ya’kub:

5.       Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah lakunya dan tindakanya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya.:
“ katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengapuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali-Imaran. 3:31).
6.       Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa manusia dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.

C.   Kasih Sayang
                Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
                Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang ini merupalam pertumbuan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaanm tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling tebuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, maka retaklah keutuhan rumah tangga. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu.
                Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari  kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
                Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya, diman semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga. Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam berkasih sayang bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
1.       Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materil sebanyak banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan tanpa member respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakat.
2.       Orang tua bersifat pasih, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan dalam memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
3.       Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Di sini jelas bahwa masing masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
4.       Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
Kasih sayang ini Nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau mengendong, bayinya itu diajak bercakap-cakp, ditimang timang, dinyanyikan, meskipun si bayi tidak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.





Tuesday, March 20, 2012

Manusia dan Tanggung Jawab



Manusia dan Tanggung Jawab
A.      Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku  atau perbuatanannya yang disengaha maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiabannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabananya.  Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B, C itulah kadar pertanggung jawabannya.
Bila si mahasiswa malas dalam belajarnya, dan ia sadar akan hal itu, tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padalah Ia menghadapi ujian. Ini berarti bahwa mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab
Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung jawabnya berbeda.
widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia pertanggung jawabkan. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantornya untuk persoalan kepentingan sendiri, seperti buang air, mencari makanan dan minuman. Ia pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukan, ia memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggung jawaban atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan hudiyanti yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentingan kantor, sehingga pekerjaaan yang diserahkan kepadany sering tidak selesai pada waktunya, itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat didalamnya. Bila ia ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang diwajabnya. Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, ada family yang meinggal. Karena itu kenaikan pangkat dan gajinya ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ketempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan oran yang bisa mau bertanngung jawab, melainkan ia hanya bisa tanggung jawab saja.
Seorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadapat lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia dan anatara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, uaitu sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatanyang berbuat, atau sebagai akibat dari atau dipenuhi sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
B.      Macam-Macam Tanggung Jawab
-          Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri dan angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
-          Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
-          Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk social. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dnegna manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyrakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
-          Tanggung jawab kepada bangsa dan Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga Negara suatu Negara. Dalam beroikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada Negara.
-          Tanggung jawab kepada Tuhan
Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupan. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhannya, sehingga tindakan manusia itu tidak bisa lepas dari hokum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hokum-hukum tersebut akan segera diperingatkan, dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan bearti meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.